Bisnis.com, SURABAYA - PT Indal Aluminium Industry Tbk. (INAI), produsen aluminium ekstrusion yang merupakan grup Maspion tahun ini akan memperluas segmen produk pendukung dan tetap mengandalkan pasar ekspor yang lebih potensial.
Executive Managing Director INAI, Alim Prakasa mengatakan dalam menjalankan industri aluminium, perseroan mengatur strategi usaha dengan cukup berhati-hati karena situasi yang tidak terduga seperti pandemi Covid-19 telah mengakibatkan beberapa negara jatuh ke dalam resesi.
"Kondisi ini juga yang membuat INAI melakukan revisi atas rencana strategi perluasan kapasitas, tetapi kita tetap akan melakukan peremajaan, dan penambahan kapasitas dengan jangka waktu sesuai kebutuan pasar," jelasnya, Kamis (27/8/2020).
Dia mengatakan sebelumnya perseroan memiliki produk premium dengan brand Homelux. Rencananya, INAI akan membuat industri pendukungnya yakni solar frame panel parts atau perlengkapan panel tenaga surya.
"Menurut kami produk itu adalah produk yang mempunyai usia ekonomis sangat panjang, mengingat energi adalah sebuah kebutuhan mutlak," imbuhnya.
Alim Prakasa mengakui bahwa pandemi Covid-18 dan juga adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah menyebabkan krisis global. Namun begitu ternyata perseroan berhasil menangkap peluang dari perang dagang tersebut.
Baca Juga
"Permintaan aluminium ekstrusion dari AS dan negara-negara pendukungnya yang sebelumnya mendapat pasokan dari China, terpaksa beralih ke pemasok-pemasok lain, termasuk ke kami, dan dari pengalaman memmbuat produk customized, kami tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor itu," jelasnya.
Adapun realisasi penjualan INAI pada 2019 tercatat mencapai Rp1,2 triliun. Jumlah itu meningkat 7,6 persen dibandingkan capaian 2018 yakni Rp1,1 triliun.
Sementara, penjualan perseroan selama semester I/2020 tercatat mencapai Rp548 miliar atau tumbuh 2 persen dibandingkan semester I/2019 yakni Rp537 miliar.
Dari capaian semester I/2020 tersebut, kontribusi pasar ekspor mencapai Rp283 miliar meningkat 4,8 persen dibanding periode sama tahun lalu. Sedangkan kontribusi pasar domestik pada semester I/2020 yakni Rp265 miliar atau turun 0,8 persen dibandingkan semester I/2019 yakni Rp267 miliar. Dari penjualan itu, sektor jasa konstruksi memang telah menyumbang sekitar 30 persen - 40 persen.
"Namun kami melihat bahwa daya serap pasar domestik masih belum pulih, sehingga kami perkiraka pasar ekspor yang akan terus menyumbang pendapatan lebih signifikan tahun ini," imbuhnya.