Bisnis.com, SURABAYA - Pengamat ekonomi Universitas Airlangga, Imron Mawardi menyebut roda perekonomian di Jawa Timur khususnya di Surabaya Raya yang telah mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dipastikan kembali bergerak normal tetapi tidak selaju biasanya.
"Secara umum diakhir PSBB tentunya ekonomi akan bergerak karena saya melihat ada persiapan-persiapan new normal baik oleh kantor-kantor, industri dan pusat belanja. Ekonomi memang berangsur kembali normal tapi tidak senormal dulu," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/6/2020).
Menurut Imron, pergerakan ekonomi yang belum bisa secepat biasanya itu lebih banyak dipangaruhi oleh adanya pergeseran customer behaviour.
Sebagai contoh, warga yang sudah terbiasa stay at home atau warga yang peduli dengan kesehatannya masih akan memilih berhati-hati untuk bersosialisasi di luar.
Apalagi penghentian PSBB Surabaya Raya ini bukan faktor menurunnya angka kasus positif, tetapi lebih banyak karena faktor ekonomi warga yang sudah tidak mampu menahan.
"Mungkin kafe dan restoran sudah buka, tapi ada perubahan perilaku konsumsi, bukan berarti mengurangi konsumsi. Hanya caranya yang berubah, mereka cenderung beli makan dibungkus, atau masih pesan online," kata Imron.
Baca Juga
Dalam arti, katanya, meski sudah tidak ada PSBB, masyarakat masih berpikir untuk membeli barang seperlunya. Begitu juga dari sektor perhotelan dan pariwisata mengingat dari sisi anggaran pemerintah juga telah meniadakan perjalanan dinas sementara atau menggelar rapat di luar kota/hotel.
"Kalau restoran dan mal mungkin segera pulih agak cepat karena termasuk kebutuhan dasar, tetapi kalau perhotelan, pariwisata, dan tempat hiburan akan lama," katanya.
Dia menambahkan pemulihan ekonomi di Jatim tampaknya juga baru mulai pada 2021 dan normal kembali pada 2022 sesuai analisis global.