Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Industri Jatim Masih Kondusif di Tengah Pandemi Corona

Kalangan pengusaha di Jawa Timur menyebut kondisi sektor industri di Jatim saat ini masih mampu bertahan dan tetap kondusif sehingga menganggap belum perlu melakukan lockdown terkait pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Aktivitas bongkar muat di dermaga Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Aktivitas bongkar muat di dermaga Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha di Jawa Timur menyebut kondisi sektor industri di Jatim saat ini masih mampu bertahan dan tetap kondusif sehingga menganggap belum perlu melakukan lockdown terkait pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Adik Dwi PutrantoKetua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, mengatakan meski ada beberapa industri yang terdampak dan mengalami penurunan kinerja tetapi penurunan tersebut dinilai masih dalam kondisi wajar.

"Penurunan kinerja ini masih dalam kondisi wajar dan bisa diterima. Kami sudah berkoordinasi dengan para pelaku usaha utamanya pengusaha sektor logistik laut dan jalur kepulauan seperti Indonesian National Shipowners Association (INSA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)," katanya, Kamis (16/4/2020)

Dia mengatakan dengan kondisi seperti sekarang, belum tepat jika pemerintah memberlakukan lockdown karena dapat berdampak lebih buruk bagi kondisi masyarakat, utamanya kelas bawah.

"Pemberlakuan lockdown harus hati-hati dan harus ditimbang dengan benar. Karena lockdown akan merugikan banyak pihak," katanya.

Romzi Abdullah, Ketua Gabungan Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) Jatim, mengungkapkan kondisi arus barang impor saat ini bahkan sudah kembali lancar setelah China sempat menutup akses ekspor/impor.

"Sekarang China sudah membuka lagi akses arus barang karena memang bahan baku industri kita banyak dipenuhi dari sana. Saat ditutup pun, kita masih dapat bahan baku dari Asia seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Korea Selatan," imbuhnya.

Romzi berharap kondisi arus barang ini semakin stabil, setidaknya sejak China membuka akses lagi sudah ada 16 kapal besar yang berdatangan membawa bahan baku impor.

"Kami pun berharap pemerintah tidak mengambil langkah lockdown," imbuhnya.

Dia menambahkan, meski kondisi industri cukup kondusif, tetapi tetap diakui bahwa tingkat produksi tidak seperti biasanya mengingat pabrik-pabrik melakukan social distancing sesuai imbauan pemerintah dalam memerangi Covid-19.

"Biasanya jam kerja karyawan yanh dalam sehari ada 3 shift, tapi sekarang 1 shift saja," imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, tren kinerja ekspor Jatim selama kuartal I/2020 masih mengalami pertumbuhan yang cukup baik yakni 15,02 persen dibandingkan periode sama 2019 yakni mencapai US$5,77 miliar, dengan posisi non migas sebesar 97,86 persen.

Sementara itu kinerja impor selama kuartal I/2020 mengalami penurunan 2,68 persen atau hanya sekitar US$5,42 miliar. Impor yang kenaikannya tinggi adalah sektor bahan baku yang naik 11,04 persen atau US$1,5 miliar, dan barang konsumsi justru naik tajam 74,64 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper