Bisnis.com, SURABAYA - Otoritas kesehatan menyatakan tiga warga Kota Malang sembuh dari infeksi virus corona (Covid-19).
Adapun di Jawa Timur terdapat 17 orang pasien terkonfirmasi positif corona yang sembuh.
"Alhamdulillah, kembali ada kabar gembira hari ini (Selasa, 31/3/2020). Kalau kemarin tiga pasien terkonfirmasi negatif, saat ini bertambah satu orang lagi," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa (31/3/2020) malam.
Seorang pasien tersebut bernama Yeti Sri Wulan berusia 60 tahun yang dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya dan kini diperbolehkan pulang setelah menjalani isolasi.
Ke-17 pasien positif Covid-19 yang terkonfirmasi sudah negatif adalah 13 orang asal Surabaya, tiga orang asal Malang, dan seorang lainnya asal Kota Blitar.
"Terima kasih kami sampaikan kepada tim medis yang sudah bersama-sama berusaha maksimal," ucap Khofifah.
Baca Juga
Data dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa wilayah Malang Raya yang merupakan gabungan antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu masuk dalam zona merah Covid-19. Tercatat, sepuluh orang positif terjangkit Covid-19.
Lima orang positif Covid-19 merupakan warga Kabupaten Malang, yang salah satunya telah meninggal dunia. Sementara di wilayah Kota Batu, terdapat satu orang yang dinyatakan positif Covid-19.
Untuk Kota Malang, pada Senin (30/3), tidak ada penambahan temuan kasus baru, sehingga secara keseluruhan ada empat kasus positif Covid-19. Dari empat kasus tersebut, tiga orang yang merupakan warga Kota Malang, telah dinyatakan sembuh.
Kunci Penyembuhan
Dukungan keluarga a.l menjadi salah satu faktor penunjang percepatan kesembuhan dari pasien dalam pengawasan (PDP) positif Covid-19 di Kota Malang.
Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Kota Malang dr. Husnul Muarif mengatakan selain dukungan keluarga, kemudahan penyembuhan PDP positif Covid-19 karena yang bersangkutan tidak mempunyai sakit bawaan, komorbid.
“Sehingga yang namanya virus, maka kuncinya pada meningkatkan imunitas,” katanya di Malang, Selasa (24/3/2020).
Dengan adanya dukungan keluarga, maka pasien menjadi lebih optimistis dalam menghadapi penyakit Covid-19. Rasa optimisme yang kuat itulah, salah satu faktor yang mendorong percepatan penyembuhan pasien.
Yang dilakukan di rumah sakit terhadap PDP positif Covid-19 tersebut, kata dia, yakni pemberian asupan makanan yang mengandung protein dan vitamin sehingga dapat meningkatkan imunitas pasien menghadapi virus tersebut.
Selain itu yang bersangkutan juga terus dipantau, dirawat, dan tindakan klinis sesuai dengan protokol Rumah Sakit dr Saiful Anwar dan protokol penanganan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah.
Pasien juga dipantau diambil thoraks foto maupun pemeriksaan laboratorium secara kontinyu.
Setelah dirawat sekitar 10 hari, kata dia, maka pada dilakukan pengambilan swab. Spisemen yang bersangkutan diuji di Laboratorium Unair pada 16 Maret 2020 dan 20 Maret 2020 hasilnya sudah keluar, PDP positif Covid-19 tersebut sudah sembuh total sehingga 21 Maret 2020 dibolehkan pulang.
Setelah pasien sembuh dan dipulangkan, Tim Satgas Covid melakukan sosialisasi ke warga di lingkungan sekitar rumah pasien, dari RW hingga RW. Intinya, dalam menghadapi situasi seperti saat ini, maka kuncinya adalah menjaga jarak sesama atau social distance, bahkan di tingkat keluarga.
Selain itu, meningkatkan daya tahan tubuh untuk menjaga imunitas dari serangan virus corona. Yang juga perlu ditekankan, selalu bahagia karena akan memunculkan sikap optimistis.
Secara teori, kata Husnul, orang yang sudah terpapar virus tertentu, maka orang itu mempunyai kekebalan untuk menghadapi paparan virus yang sama. Namun hal itu juga tetap harus didukung daya tahan tubuh, imunitas tubuh. Jika daya tubuh rendah, tetap saja kemungkinan terpapar virus yang sama akan terjadi.
Oleh karena itulah, terhadap PDP positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh tersebut, tetap diberlakukan protokol Covid-19, yakni melakukan social distancing, termasuk di keluarga. Yang tidak kalah penting, menjaga daya tahan tubuh, imunitas, agar tidak terpapar lagi virus yang sama. Tubuh pasien yang sembuh harus tetap stabil.
Intinya, social distancing diberlakukan bagi semua orang, tidak saja pada pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh, juga pada orang yang belum dinyatakan terpapar sehingga penyebaran virus tersebut dapat dicegah.