Bisnis.com, BATU – Jawa Timur Park (JTP) Group punya strategi tersendiri agar taman rekreasi yang dikelolanya di Batu, Jawa Timur tak ditinggalkan oleh pengunjung. Adapun, strategi yang dimaksud adalah melahirkan berbagai wahana baru di masing-masing taman rekreasi.
Sebagai catatan, JTP Group yang berada di bawah naungan PT Bunga Wangsa Sejati mengelola sejumlah taman rekreasi dan museum di Batu, antara lain Jawa Timur (Jatim) Park 1 (Museum Tubuh dan Science Coaster Park), Jatim Park 2 (Museum Satwa dan Batu Secret Zoo), Jatim Park 3 (Dino Park, The Legend Star Park, Funtech Plaza, dan Museum Musik Dunia).
Kemudian Batu Night Spectacular (BNS), Eco Green Park, Predator Fun Park, Museum Angkut, dan Museum Tubuh.
Direktur PT Bunga Wangsa Sejati Rio Imam Sendjojo mengatakan pihaknya setiap tahun menambah minimal tiga wahana di taman rekreasi yang dikelolanya agar pengunjung tidak bosan dan tertarik untuk berkunjung kembali.
“Inovasi [kami] harus ada tiga wahana baru setiap tahunnya, terlebih di Jatim Park 1 yang sudah lebih dulu hadir agar tidak kalah saing dengan Jatim Park 2 dan Jatim Park 3 yang hadir belakangan,” katanya di Batu, Rabu (2/10/2019).
Rio menambahkan, masing-masing taman rekreasi yang dikelolanya di Batu punya pangsa pasar yang berbeda. Oleh karena itu, dia meyakini bahwa kehadiran Jatim Park 3 yang dibuka pada 2017 tidak akan membunuh Jatim Park 2 yang sudah lebih dulu dibuka pada 2009 dan Jatim Park 1 pada 2001.
“Oleh karena itu, kami dalam 5 tahun kedepan akan berekspansi dan membuka Jatim Park 4 di Batu yang konsepnya mungkin berupa taman bunga atau botanical garden, akuarium, Asian Culture Park Monument, dan [lokasi untuk] Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia Hebat,” paparnya
Rio tak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai nilai investasi dan luas lahan dari Jatim Park 4. Namun yang jelas, pengembangan taman rekreasi yang dilakukan oleh JTP Group berkiblat pada pengembangan taman rekreasi di Orlando, Amerika Serikat (AS).
Kemudian dia juga menyebutkan bahwa Jatim Park 4 akan terhubung dengan taman rekreasi dan museum yang dikelola oleh JTP Group di Batu menggunakan kereta gantung atau skytrain.
“[Skytrain] ini kerjasama dengan Pemerintah Kota Batu, kemungkinan akan diteruskan juga sampai daerah Karanglo yang dekat dengan gerbang tol Malang-Pandaan agar kendaraan wisatawan tak perlu masuk sampai ke Kota Batu,” ungkapnya.
Selain itu, Rio menyebut bahwa pihaknya dan Pemkot Batu sedang mengupayakan adanya transportasi langsung berupa bus pengumpan atau shuttle bus dari dan menuju Batu dari Bandara Abdurahman Saleh yang berada di Pakis, Kabupaten Malang. Pasalnya, saat ini transportasi dari dan menuju ke Batu dinilai masih belum memadai lantaran hanya mengandalkan angkutan kota dan bus jurusan Kediri atau Jombang dari Terminal Landungsari, Kota Malang.
Lebih lanjut, Rio menjelaskan saat ini kunjungan wisatawan ke taman rekreasi yang dikelola oleh JTP Group di Batu mencapai 2 juta wisatawan pada 2018. Diharapkan dengan adanya transportasi yang memadai dari dan menuju ke Batu jumlah tersebut bisa terus ditingkatkan.
Adapun saat ini JTP Group menargetkan pertumbuhan kunjungan sampai dengan 10% hingga akhir tahun ini.
“Diharapkan bisa meningkat, terlebih untuk wisatawan mancanegara yang persentasenya masih sekitar 5-10% dari total pengunjung,” ujar Rio.
Rio menyebut saat ini upaya yang dilakukan oleh JTP Group untuk mendongkrak kunjungan wisman ke taman rekreasi yang dikelolanya adalah melalui pemberian diskon tiket masuk sebesar 20%.
“Kalau di Bali kan malah dimahalin, kita justru kasih diskon supaya mereka (wisman) tertarik datang kesini. Cukup tunjukkan paspor saja,” ucapnya.
Sementara itu, pengusaha perhotelan yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menilai upaya yang dilakukan oleh JTP Group adalah langkah tepat. Pasalnya, salah satu kiat untuk mempertahankan bisnis di bidang pariwisata adalah inovasi tanpa henti.
Adapun, terkait dengan pengaruh kehadiran taman rekreasi baru yang dibangun oleh JTP Group di Batu terhadap kunjungan wisatawan, Enggartiasto menyebut bahwa kehadiran taman rekreasi baru itu berhasil mendongkrak jumlah pengunjung hotel di Batu. Termasuk hotel yang dikelolanya.
“Okupansi naik setelah Jatim Park dikembangkan oleh JTP Group, waktu singgah wisatawan juga jadi lebih lama. Dulu biasanya 1-2 hari sudah pulang sekarang bisa 3-4 hari atau malah lebih. Nggak cukup kalau Batu ini Cuma jual udara dingin dan pemandangan saja memang, harus ada hal baru,” katanya ketika ditemui di Batu.