Bisnis.com, SURABAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur merilis bahwa komoditas beras telah ikut andil dalam menekan inflasi di Jatim atau mengalami deflasi dengan perubahan harga -2,7%.
Kepala BPS jatim Teguh Pramono mengatakan pada Maret ini Jatim mengalami inflasi 0,06% yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas bawang putih, bawang merah, bensin, cabai rawit, cabai merah, dan kontrak rumah.
Namun begitu, katanya, inflasi Jatim tertolong oleh adanya deflasi atau penurunan harga komoditas seperti beras turun 2,7%, telur ayam ras -3%, wortel -7%, tomat sayur -9,5%, kentang -7%, kacang panjang -2% dan jeruk -1%.
“Dilihat dari tren musiman selama 10 tahun terakhir ini memang setiap Maret terjadi 7 kali inflasi dan 3 kali deflasi. Seperti Maret 2010, harga beras turun seiring dengan adanya musim panen sehingga banyak cadangan beras,” ujarnya saat acara konferensi pers, Senin (2/4/2018).
Sedangkan soal bawang putih yang selalu andil dalam inflasi Jatim dalam 3 bulan terakhi ini, menurut Teguh, BPS tidak memiliki data informasi pasti.
Hanya saja, dia menduga akibat cuaca yang sering hujan membuat panen bawang putih lokal tidak maksimal, dan untuk pasokan bawang putih impor juga berkurang.
Baca Juga
“Saya tidak punya data pasokan bawang putih di Jatim tapi fenomena harga bawang putih yang merambat naik menunjukan peristiwa besar menjelang hari raya, dan juga pasokannya,” katanya.
Adapun dari total kota kabupaten di Jatim yangmengalmai inflasi ada di
6 kota, di mana inflasi tertinggi ada di Malang dan Banyuwangi masing-masing 0,12%. Sedangkan 2 kota lainnya mengalami deflasi yakni di Probolinggo 0,13% dan Jember 0,08%.
Secara kumulatif dari Januari-Maret 2018, Jatim mengalami inflasi 0,82%. Pada Maret 2018 bila dibandingkan Maret 2017 Jatim mengalami inflasi 3,16%.