Bisnis.com, MALANG — Bank Indonesia (BI) Malang memproyeksikan inflasi di Kota Malang, Jawa Timur, masih terkendali alias tetap mengalami inflasi namun rendah.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Dedi Prasetyo, mengatakan inflasi pada Maret dipicu bahan-bahan terutama beras.
Namun kenaikan harga beras dapat ditekan dengan pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog, gerakan pasar murah, dan operasi pasar.
"Yang juga dapat menekan inflasi, yakni masih berlansungnya subsidi listrik, diskon tarif pesawat terbang, tarif tol, mudik bareng, dan lainnya," kata Dedi Prasetyo, Selasa (25/3/2025).
Upaya pengendalian inflasi di wilayah kerja BI Malang, kata dia, juga dilakukan dengan beberapa upaya.
Dari sisi keterjangkauan harga, dengan pelaksanaan sidak pasar di wilayah Kota Malang pada 28 Februari, 4 Maret, dan 25 Maret 2025.
Baca Juga
Selain itu, pelaksanaan sidak pasar di wilayah Kabupaten Malang pada 11 dan 20 Maret. Pelaksanaan sidak pasar tersebut dilakukan untuk pemantauan harga dan ketersediaan stok barang pada Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.
Selanjutnya ada pelaksanaan Gerakan Pasar Murah (GPM) selama bulan Ramadan. Hingga Maret 2025 telah dilaksanakan GPM di 58 titik di 7 kabupaten/kota wilayah kerja BI Malang.
BI juga melakukan pemantauan ketersediaan pasokan bahan pokok melalui sidak pasar selama bulan Ramadan khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Malang.
Tak hanya itu, ada juga sidak pasar dengan pengecekan kesesuaian takaran minyak goreng merk MinyaKita di wilayah Kabupaten Malang.
Dari sisi ketersediaan pasokan, selama Ramadan BI Malang telah memfasilitasi distribusi ongkos angkut komoditas pangan dari penyelenggaraan pasar murah maupun GPM sebanyak 5 kali yg tersebar di wilayah kota Malang, Kab. Malang dan Kab. Pasuruan.
Sisi kelancaran distribusi, yakni penguatan koordinasi pengendalian inflasi melalui pelaksanaan High Level Meeting (HLM) TPID di 7 wilayah Kab/Kota di wilayah kerja BI Malang.
Selain menjadi narasumber BI juga turut mendukung penyelenggaraan kegiatan HLM tersebut.
"Rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri selama Maret 2025," katanya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai potensi tekanan inflasi selama Maret datang dari kenaikan permintaan barang konsumsi karena momen Ramadan.
Namun, kata dia, inflasi Maret diperkirakan tidak lebih dari 0,5% karena harga komoditas pangan relatif stabil sebagai dampak dari musim panen dan kecukupan stok serta distribusi yang baik.
Di sisi lain kebijakan penurunan tiket pesawat selama mudik juga turut meredam potensi gejolak inflasi, ditambah pula dengan peningkatan event mudik gratis yang difasilitasi pemerintah maupun swasta.
Menurutnya, hal ini juga diperkuat dengan responsibilitas pemda yang semakin baik dalam upaya stabilisasi harga, pemda semakin menyadari pentingnya mengendalikan inflasi dalam upaya mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat.