Bisnis.com, MALANG — Kota Malang mengalami deflasi tahun ke tahun alias Year-on-Year (YoY) sebesar 0,22% pada Februari 2025.
Kepla BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan deflasi ini dipicu oleh kelompok kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil sebesar 1,80% terhadap deflasi umum.
"Deflasi bulan ke bulan (M-to-M) Kota Malang pada Februari 2025 sebesar 0,69%," ucap Umar Sjaifudin, Senin (3/3/2025).
Menurutnya, deflasi ini dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil sebesar 0,70% terhadap deflasi umum.
Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain tarif listrik, bawang merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah.
Deflasi setahun kalender Kota Malang pada Februari 2025, kata dia, sebesar 1,28%.
Baca Juga
Deflasi ini dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil sebesar 1,83% terhadap deflasi umum, terutama oleh komoditas tarif listrik, bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras.
Dia menegaskan, komoditas emas perhiasan menjadi penyumbang yang paling dominan dalam menentukan inflasi secara M-to-M dan Y-o-Y pada bulan Februari 2025, sementara bahan bakar rumah tangga menjadi komoditas penentu inflasi secara Y-to-D.
Tarif listrik, kata Umar, menjadi komoditas yang paling dominan dalam menentukan deflasi, baik secara M-to-M, Y-to-D, maupun Y-on-Y pada bulan Februari 2025.
Selama 5 tahun terakhir, ujar dia, pada Februari komoditas yang memberikan andil inflasi adalah daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan telur ayam ras.
Perkembangan harga beberapa komoditas di kelompok makanan, minuman dan tembakau secara m-to-m menunjukkan bahwa komoditas bawang merah, tomat, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah mengalami penurunan harga dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai deflasi pada Februari dapat dimaknai sebagai hasil positif dari pengendalian inflasi.
Kenaikan sejumlah komoditas pangan menjelang Ramadan, kata dia, mampu diredam dengan baik melalui koordinasi efektif para pemangku kepentingan.
Menurutnya, perbaikan pola tanam menjadi kunci terjaganya stok dan distribusi komoditas pangan antisipasi lonjakan inflasi dari sektor transportasi menjelang mudik lebaran juga sudah dilakukan pemerintah pusat terkait penurunan harga tiket pesawat dan moda transportasi lainnya.
"Di sisi lain, deflasi ini juga mengindikasikan masyarakat semakin bijak dalam berkonsumsi, tidak konsumsi berlebihan menjelang Ramadan," ucapnya.