Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temuan Penyakit Mulut dan Kuku di Lumajang Diselidiki Lebih Lanjut

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah ancaman serius bagi subsektor peternakan.
Petugas Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Kementerian Pertanian melakukan penyelidikan epidemiologi atas laporan kasus dugaan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terdeteksi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur./Antara-Humas Kementan.
Petugas Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Kementerian Pertanian melakukan penyelidikan epidemiologi atas laporan kasus dugaan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terdeteksi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur./Antara-Humas Kementan.

Bisnis.com, JAKARTA - Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) sebagai tindak lanjut atas laporan kasus dugaan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terdeteksi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda dalam keterangan di Jakarta, Senin (2/12/2024) mengatakan bahwa PMK di daerah tersebut terdeteksi melalui sistem pelaporan online ISIKHNAS pada bulan November 2024.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kejadian kasus PMK serta mengidentifikasi penyebab dan dampak penyakit terhadap populasi ternak di Kabupaten Lumajang," kata Agung.

Agung menekankan pentingnya penanganan kasus PMK secara cepat dan terkoordinasi. “Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah ancaman serius bagi subsektor peternakan kita," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Agung, langkah-langkah cepat dan tepat harus segera dilakukan.

Ia juga berharap adanya dukungan dan partisipasi para peternak dalam melaporkan kasus yang dicurigai PMK kepada petugas di lapangan ataupun dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan.

Agung juga menyampaikan bahwa upaya penyelidikan dan penanganan PMK di Lumajang adalah bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan hewan ternak yang berperan penting dalam ketahanan pangan nasional.

Kementen mengapresiasi kesiapsiagaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang beserta jajaran petugas Puskeswan di lapangan yang telah melaporkan dugaan kasus PMK melalui ISIKHNAS dan telah melakukan tindakan penanganan dan pengendalian PMK.

"Pemerintah terus mendorong kolaborasi antara BBVet dan pihak terkait untuk mengendalikan penyakit ini dan meminimalkan kerugian bagi peternak,” tambahnya.

Langkah-langkah lanjutan, seperti karantina ternak baru, isolasi ternak yang sakit dan pengobatan, peningkatan biosekuriti kandang, vaksinasi, dan pemantauan kesehatan serta pemenuhan nutrisi yang cukup terhadap hewan yang berisiko diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

"Penyelidikan yang dilakukan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan hewan ternak yang berperan vital dalam ketahanan pangan nasional," terangnya.

Dia berharap, dengan langkah-langkah yang terkoordinasi, kasus PMK dapat segera ditangani dengan efektif, serta mengurangi kerugian yang ditimbulkan bagi para peternak di wilayah tersebut.

Kepala BBVet Wates Hendra Wibawa mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut, tim BBVet Wates bekerja sama dengan petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang.

Ia menerangkan bahwa pihaknya melakukan pemeriksaan klinis terhadap hewan ternak yang dilaporkan menunjukkan gejala mencurigakan, seperti luka pada mulut dan kuku, serta gejala lainnya yang berpotensi terkait dengan PMK.

"Selain pemeriksaan klinis, tim juga mengambil sampel darah, swab mulut, dan swab hidung yang akan diuji lebih lanjut di Laboratorium BBVet Wates," terang Hendra.

Selama kegiatan penyelidikan, tim BBVet Wates juga berinteraksi dengan para peternak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai sejarah penyakit, pola distribusi hewan yang terinfeksi, dan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk pengendalian penyakit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper