Bisnis.com, SUMENEP - Cita-cita Koperasi Permata Indah Rubaru (PIR) agar bawang merah varietas Rubaru, Sumenep, dikenal luas dan memiliki tempat khusus di hati konsumen terus digaungkan, asanya dijaga agar bisa terwujud.
Terlebih setelah ada pesanan bawang goreng untuk diekspor ke Belanda. Kontrak ekspor bahkan disepakati hingga 2028. Selain itu, bawang goreng dari Rubaru telah masuk pasar ritel modern, juga digunakan asosiasi chef.
Pengawas Koperasi Permata Indah Rubaru, Abdur Rauf, menjelaskan pasar luar negeri terbuka berkat fasilitasi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, daerah dan Bank Indonesia. Koperasi dihubungkan dengan salah satu distributor produk Indonesia di Belanda selaku pembeli.
"Transaksi yang disepakati US$400.000 sampai dengan 2028. Tugas kami menyediakan bawang goreng sesuai spesifikasi yang diminta pembeli," ujar Abdur Rauf, kepada Tim Jelajah UMKM dan Pesantren yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Sabtu (9/11/2024).
Ekspor perdana ke Belanda dilakukan 1 November 2023, dalam bentuk bawang goreng kemasan.
Sebagai informasi, Koperasi Permata Indah Rubaru (PIR) mulanya merupakan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) kemudian dikembangkan sebagai koperasi agar bisa mewadahi lebih banyak unsur petani.
Baca Juga
Transformasi tersebut dilakukan akhir 2023. Adapun usaha Koperasi PIR mencakup hulu hilir pertanian bawang, ada pembibitan, budi daya, pasca panen, pengolahan produk turunan, hingga pemasaran. Dengan usaha ini, koperasi merangkul 115 petani.
Pengawas Koperasi Permata Indah Rubaru, Abdur Rauf sedang merapikan bawang merah yang dijemur di Kecamatan Rubaru, Sumenep, Kamis (7/11/2024)./Bisnis–Syaharuddin Umngelo.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur memberi perhatian lebih terhadap UMKM yang berhasil ekspor dan mendukung untuk peningkatan kapasitasnya. Khusus untuk klaster Rubaru Sumenep, Bank Indonesia memberikan dukungan infrastruktur berupa ruang penyimpanan berpendingin (cold storage).
Fasilitas ini diharapkan bisa digunakan untuk memperpanjang umur simpan bawang mentah, sekaligus bisa menjaga pasokan bahan saat permintaan produk olahan tinggi.
Fauzan, manajer pengolahan bawang goreng Koperasi PIR, mengatakan penjualan bawang goreng juga terus diperluas pasarnya. Termasuk masuk ke toko eceran.
Tim Jelajah UMKM dan Pesantren yang diinisiasi Bank Indonesia Jawa Timur sempat melihat pengolahan bawang goreng di PIR. Fauzan menunjukkan tiga fasilitas penggorengan besar, berdiameter kira 120 cm. "Kalau ada pesanan besar kami siap," jelasnya.
Baca Juga : Bawang Merah Rubaru, Unik dan Unggul |
---|