Bisnis.com, MALANG — Penyaluran kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang sampai dengan Mei 2024 mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yakni 14,45% secara yoy atau mencapai Rp96,01 triliun. Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh kredit investasi sebesar 38,06% dan kredit UMKM sebesar 10,77%.
Kepala Kantor OJK Malang Biger A. Maghribi mengatakan fungsi intermediasi perbankan terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan kredit yang melebihi pertumbuhan DPK sehingga mendorong kenaikan LDR secara yoy sebesar 4,82%.
“Risiko kredit secara yoy menurun, tercermin dari penurunan rasio NPL dari 2,90% pada bulan Mei 2023 menjadi 2,59% pada bulan Mei 2024,” ucapnya, Rabu (17/7/2024).
Berdasarkan kelompok jenis bank dan jenis usaha, kata dia, pertumbuhan aset perbankan di wilayah kerja KOJK Malang utamanya didorong oleh bank umum konvensional (BUK) yang tumbuh secara yoy sebesar 10,54% atau meningkat sebesar Rp14,60 triliun.
Aset perbankan yang berlokasi di 7 wilayah kerja KOJK Malang secara yoy tumbuh 10,91%, mencapai Rp161,82 triliun per 31 Mei 2024. Perbankan dimaksud terdiri atas 35 entitas bank umum konvensional (BUK), 6 bank umum syariah (BUS), 51 BPR, dan 6 BPRS.
Konsentrasi penyebaran aset BUK dan BUS, menurutnya, masih terpusat di Kota Malang yaitu masing-masing sebesar 76,33% dan 78,73% sedangkan konsentrasi penyebaran aset BPR dan BPRS terpusat di Kabupaten Malang yaitu masing-masing sebesar 39,83% dan 53,60%.
Baca Juga
Dia menjelaskan, sumber pendanaan utama bank yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) secara yoy menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 8,84% atau mencapai Rp97,50 triliun per 31 Mei 2024, dengan giro dan deposito sebagai main driver.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kinerja penyaluran kredit di wilayah kerja Kantor OJK Malang yang terus meningkat mengindikasikan bahwa perekonomian membaik.
Hal ini turut dipengaruhi oleh stabilitas politik dan stabilitas ekonomi yang ditunjang dengan stabilisasi harga pangan dan kebijakan penguatan daya beli masyarakat.
Fakta ini, dia meyakinkan, menjadi amunisi yang cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi dan pembukaan kesempatan kerja baru. Pihak perbankan harus terus memberikan supervisi pada konsumen/nasabah dalam manajemen usaha sehingga kredit yang disalurkan berkualitas dan inklusif.