Bisnis.com, MALANG — Kota Probolinggo mengalami deflasi -0,24% pada Juni 2024 yang dipicu penurunan harga beberapa bahan kebutuhan pokok karena musim panen masih berlangsung.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, mengatakan tekanan inflasi Kota Probolinggo pada Juni 2024 tetap terjaga di kisaran sasaran inflasi. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi.
“Sinergi dimaksud di antaranya, pembukaan warung TPID selama Juni 2024 yang menjual bahan pangan pokok dengan harga murah a.l. beras SPHP, gula pasir premium, minyak goreng, bawang merah, telur ayam ras, cabai, dan lainnya,” katanya, Selasa (2/7/2024).
Adapula pelaksanaan pasar murah di lima kecamatan tiap minggu selama Juni 2024. Penyampaian infografis neraca pangan minggu ke-3 bulan Juni 2024. Pemantauan harga bahan pangan pokok selama bulan Juni 2024. Rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri tanggal 4, 10 dan 24 Juni 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo pada bulan Juni 2024 mengalami deflasi bulanan sebesar -0,24% (mtm) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,22% (mtm).
Secara tahunan, kata dia, Kota Probolinggo tercatat mengalami inflasi sebesar 2,29% (yoy) dan 1,15% (ytd). Dengan demikian, inflasi tahunan periode Juni 2024 di Kota Probolinggo masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi.
Baca Juga
Deflasi periode Juni 2024 terutama didorong oleh penurunan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,27% (mtm). Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi yang terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran dengan andil 0,02% (mtm), dan kelompok kesehatan dengan andil 0,01% (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, deflasi terutama didorong oleh penurunan harga komoditas tomat, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan jeruk masing-masing dengan andil -0,11%, -0,09%, -0,04%, -0,04%, dan -0,02% (mtm).
Deflasi pada komoditas tomat, bawang merah dan jeruk terjadi seiring masih berlangsungnya musim panen raya di beberapa sentra produksi. Adapun penurunan harga daging ayam ras terjadi seiring dengan melimpahnya pasokan di pasar.