Bisnis.com, SURABAYA — Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menekankan urgensi swasembada gula demi ketahanan pangan Indonesia.
Mentan Andi Amran Sulaiman menegaskan swasembada gula menjadi pilar penting dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Menurut Mentan, ketahanan pangan akan membawa Indonesia bertahan di tengah krisis global yang melanda seluruh negara.
"Iklim ekstrem tahun lalu memukul Indonesia hingga defisit. Tidak ada negara bisa bertahan apabila pangan bermasalah," ucap Mentan Andi Amran Sulaiman dalam keterangan resminya, Kamis (12/6/2025).
Pernyataannya itu disampaikan Amran saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025).
"Hari ini jadi milestone, tonggak sejarah dari kebangkitan tebu gula Indonesia. Kami ingin ubah wajah perkebunan Indonesia, tidak ada alasan untuk tidak bangkit dan harus bangkit eksponensial," tegas Mentan Amran.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan pentingnya peran petani dalam sistem produksi tebu nasional.
Dia menyebut di Jawa Timur 90% pasokan tebu berasal dari tebu rakyat, sehingga peningkatan produktivitas petani menjadi kunci utama swasembada gula.
"Kami menargetkan peningkatan produktivitas tebu petani dari 5 ton menjadi 8 ton gula per hektare pada 2029. Jika ini tercapai, harga gula petani bisa bersaing dengan gula impor," ucap dia.
Abdul Ghani mengatakan PT Perkebunan Nusantara sangat concern dengan kesejahteraan dan produktivitas petani.
"Untuk itu, kami mohon dukungan Bapak Menteri, khususnya dalam hal subsidi pupuk. Dengan dukungan itu, dalam 4 tahun ke depan Indonesia bisa swasembada gula konsumsi dan industri. Potensi penghematan APBN bahkan bisa mencapai Rp35–45 triliun," katanya.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menegaskan komitmen penuh Pemprov Jatim dalam mendukung program nasional swasembada gula.
Emil menegaskan, Jawa Timur saat ini menyumbang 55% dari total produksi gula nasional dengan luas tanam mencapai 49% dari total nasional.
Dalam mendorong percepatan swasembada gula, Pemprov Jawa Timur, telah meluncurkan program KUR khusus (KURsus) petani tebu dengan suku bunga tetap 6%.
Program ini ditujukan untuk memfasilitasi peremajaan kebun (> 25 tahun) dan adopsi varietas unggul yang berpotensi menaikkan rendemen gula per ton tebu dari rata-rata 7% menjadi 8–9%.
Melalui kerja sama solid antara pemerintah dan BUMN, termasuk PTPN Group dan PT SGN, transformasi pertanian tebu nasional diharapkan terus bergerak ke arah yang lebih produktif, berkelanjutan, dan menyejahterakan.
Mentan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dalam rangka memperkuat komitmen pemerintah menuju swasembada gula dan ketahanan energi nasional.
Kunjungan ini dipusatkan di Kebun HGU Pg Jatiroto atau kebun dengan produktivitas tebu unggul mencapai 240 ton per hektar, yang terletak di wilayah Lumajang Raya, Jatiroto.
Turut mendampingi Menteri Pertanian dalam agenda strategis yakni Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Lumajang, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan diawali dengan pemaparan panel oleh Direktur Utama PT SGN mengenai roadmap pengembangan kebun tebu berbasis teknologi dan keberlanjutan, serta kontribusi nyata sektor perkebunan terhadap target swasembada gula nasional.
Setelah itu, Menteri Pertanian melaksanakan panen dan tanam tebu secara simbolis di areal kebun HGU Pg Jatiroto, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pertanian tebu produktivitas tinggi dan peningkatan indeks pertanaman nasional.