Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jatim Diproyeksikan Tumbuh 5% pada Triwulan I/2024

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan IV/2023 sebesar 4,69% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan III/2023.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Jatim, Taukhid (kanan), bersama Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo, pada Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur s.d 31 Maret 2024 di Aula Balai Diklat Keuangan Malang, Jawa Timur, Jumat (26/4/2024)./Istimewa
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Jatim, Taukhid (kanan), bersama Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo, pada Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur s.d 31 Maret 2024 di Aula Balai Diklat Keuangan Malang, Jawa Timur, Jumat (26/4/2024)./Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Ekonomi Jatim diproyeksikan dapat tumbuh 5% pada triwulan I/2024 dengan tren membaiknya indikator ekonomi makro serta kinerja sektor manufaktur yang menjadi penyumbang terbesar.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Jatim, Taukhid, mengatakan untuk pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan IV/2023 sebesar 4,69% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan III/2023. 

“Namun demikian, Jawa Timur tetap menjadi kekuatan ekonomi ke-2 di Pulau Jawa dengan kontribusi 24,99% dan secara nasional berkontribusi sebesar 14,22% dari total PDB Indonesia di triwulan IV/2023,” katanya pada Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur s.d 31 Maret 2024 di Aula Balai Diklat Keuangan Malang, Jawa Timur, Jumat (26/4/2024).

Kinerja ekspor dan impor melalui Jawa Timur, kata dia, tumbuh dibandingkan Tahun Anggaran 2023. Ekspor Februari 2024 mencapai US$1,81 miliar, naik 10,60% (y-on-y), namun terkontraksi 9,28% (m-t-m), yang ditopang terutama oleh ekspor nonmigas sebesar 95,07% dari total ekspor. 

Impor pada Februari 2024 sebesar US$2,40 miliar, tumbuh 27,92% (y-on-y), dan turun 0,65% (m-t-m). Impor pada Februari didominasi oleh impor nonmigas mencapai US$1,82 miliar.

Tingkat inflasi Jatim bulan Maret 2024 sebesar 3,04% (y-on-y) atau 0,64% (m-to -m). Penyumbang utama inflasi  Maret 2024 baik secara mtm maupun yoy adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras.

Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Februari 2024 ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda sebanyak 28.015 kunjungan. Kunjungan pada Februari ini merupakan yang tertinggi dibandingkan bulan lain di sepanjang empat tahun terakhir. 

Wisatawan mancanegara di Jawa Timur didominasi oleh wisatawan dari Malaysia (35,97%), Tiongkok (27,38%), dan dari Singapura (7,17%). Tingkat penghunian kamar hotel mengalami peningkatan di Februari baik secara mtm sebesar 5,51% maupun secara yoy (0,9%). Sedangkan Rata-rata lama menginap tercatat 1,48 hari, naik 0,07 dibanding bulan sebelumnya.

Untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Maret 2024 sebesar 95,09, terjadi kenaikan sebesar 2,34%. Hal tersebut dikarenakan Indeks Harga Terima Nelayan (It) naik sebesar 2,81%, lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Bayar Nelayan (Ib) sebesar 0,47%.

Nilai Tukar Petani Jawa Timur bulan Maret 2024 turun sebesar 4,70% dari bulan sebelumnya sebesar 119,85 menjadi 114,22. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It turun sebesar 4,05% dan Ib naik sebesar 0,68%.

Menurut dia, penurunan It terutama disebabkan oleh penurunan harga gabah, jagung, dan cabai Rawit. Sedangkan kenaikan Ib dipengaruhi oleh naiknya harga telur ayam ras, daging ayam ras, dan harga beras.

Indikator lain, kinerja UMKM. Jumlah UMKM penerima kredit program terus meningkat. Sampai dengan 31 Maret 2024, penyaluran kredit program di Jatim mencapai Rp8,9 triliun yang disalurkan kepada 206.681 debitur.

Kredit program tersebut terdiri atas penyaluran KUR sebesar Rp8,8 triliun kepada 167.467 debitur, UMi sebesar Rp167,58 miliar kepada 39.214 debitur. “Penyaluran KUR tumbuh positif,” katanya.

Kinerja manufaktur juga terus membaik, kata dia, bersamaan dengan semakin membaiknya daya beli masyarakat. Kinerja industri manufaktur didukung konsumsi masyarakat yang masih terjaga baik. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper