Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ponorogo Bidik Investasi Rp2 Triliun pada 2024

Investasi di atas Rp2 triliun itu hampir setara APBD Ponorogo. Pada 2023, investasi masuk di Ponorogo tercatat mencapai Rp1,95 triliun.
Proyek pembangunan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019)./Bisnis
Proyek pembangunan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019)./Bisnis

Bisnis.com, PONOROGO - Pemkab Ponorogo, Jawa Timur, menargetkan investasi masuk ke daerahnya pada 2024 kembali menggeliat hingga menembus Rp2 triliun setelah dua tahun terakhir mengalami penurunan.

"Harapan tentu meningkat. Kami harus optimistis," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ponorogo Heru Budi Santoso di Ponorogo, Jateng, Selasa (5/3/2024).

Ia mengatakan investasi di atas Rp2 triliun itu hampir setara APBD Ponorogo. Pada 2023, investasi masuk di Ponorogo tercatat mencapai Rp1,95 triliun atau lebih rendah dibandingkan 2022 yang mencatatkan rekor Rp2,1 triliun.

"Banyak sekali yang masuk saat 2023 itu. Dari berbagai sektor mulai perdagangan, perumahan, pertanian dan mebel, tapi kami turun dibandingkan 2022. Semoga tahun ini naik," ujarnya.

Heru juga mengatakan sejumlah faktor yang memengaruhi turunnya investasi masuk tersebut antara lain imbas kebijakan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang menghentikan pembangunan minimarket waralaba nasional seperti Indomaret dan Alfamart.

"Sejak 2023 sudah distop, karena 2022 banyak yang masuk. Kecuali waralaba itu sudah mati, kemudian buka kembali dengan perusahaan berbeda itu diperbolehkan," ucapnya.

Namun demikian, penghentian izin waralaba tersebut berdampak positif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan minimarket lokal yang juga bermunculan.

"Contohnya, minimarket milik badan usaha Muhammadiyah atau NU itu juga mulai banyak," katanya.

Heru menambahkan pada 2023, dua investor asing dari Jerman dan Singapura ikut menanamkan modalnya di Ponorogo.

Dua investor asing tersebut masing masing bergerak di bidang pertanian dan perumahan.

"Paling banyak di perdagangan, pertanian, dan perumahan. Untuk perumahan banyak yang masuk desa, pengembang kemudian membangun perumahan di desa. Mereka membuat kavling-kavling baru dan menjualnya," tutur Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper