Bisnis.com, MALANG — Optimisme konsumen di wilayah kerja Bank Indonesia Malang terjaga pada Januari 2024 mengacu Survei Konsumen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi, mengatakan hasil tersebut mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga.
“Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2024 tercatat sebesar 146,50 meskipun relatif lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Desember 2023 sebesar 167,17,” katanya, Rabu (31/1/2024).
Dengan demikian, kata dia, dapat disimpulkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga pada level optimis (indeks > 100).
Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau tetap terjaga, meski tidak sekuat bulan sebelumnya, tercermin dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) Januari 2024 sebesar 132,67, tetap pada level optimis (>100), meski lebih rendah dibandingkan pada Desember 2023 yang tercatat sebesar 160,00.
Tetap terjaganya IKE Januari 2024, Samsun menegaskan, ditopang oleh optimisme akan penghasilan dan pembelian barang tahan lama (durable goods), dimana masing-masing tercatat 132,00 dan 139,00.
Baca Juga
Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau masih tetap kuat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Januari 2024 sebesar 160,33 atau tetap pada level optimis (>100), meski lebih rendah dari 174,33 pada Desember 2023.
“Terjaganya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan ditopang oleh masih kuatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha yang masih berada pada level optimis,” ucapnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai optimisme perekonomian di wilayah kerja BI Malang terus melaju meski sedikit termoderasi. Hal itu tidak bisa lepas dari harapan terhadap jalannya pesta demokrasi yang damai dan tidak mengganggu aktivitas perekonomian.
Sejauh ini, kata dia, aktivitas kampanye dari para caleg dan capres tidak memberikan dampak pada terganggunya perekonomian di sektor riil, meskipun investasi pada awal tahun ini diprediksi akan melambat karena investor masih wait and see menunggu pemenang pilpres.
“Namun demikian, gelontoran dana kampanye caleg dan timses capres menjadi stimulus ekonomi terus bergeliat di tengah melambatnya investasi,” ucap Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu. (K24)