Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan di Malang Salurkan Kredit Rp88,77 Triliun pada Agustus 2023

Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan fungsi intermediasi perbankan terus meningkat.
Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri./Bisnis-Choirul Anam
Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG— Penyaluran kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang menembus Rp88,77 triliun pada Agustus 2023 atau tumbuh 13,61 persen secara yoy, 10,44 secara ytd, dan 1,09 persen mtm.

Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan dari data tersebut maka dapat disimpulkan fungsi intermediasi perbankan terus meningkat, dengan kredit yang tumbuh tinggi melebihi pertumbuhan DPK sehingga mendorong kenaikan LDR dibandingkan tahun sebelumnya.

“DPK mencapai Rp94,35 triliun atau tumbuh 4,9 persen yoy, 5,21 persen ytd, dan 1,09 persen mtm,” ujarnya, Jumat (6/10/2023).

LDR mencapai 94,08 persen atau tumbuh 7,20 persen yoy, 4,46 persen ytd, dan 0,47 persen secara mtm.

Dengan LDR sebesar itu, dia meyakinkan, maka perbankan di wilayah kerja OJK Malang dapat menyalurkan kredit dari DPK yang mereka himpun sehingga lebih murah bila dibandingkan memperoleh dana dari kantor pusat bank.

Risiko kredit juga terus melandai dengan rasio NPL turun dari 3,40 persen pada bulan Agustus 2022 menjadi 2,63 persen pada bulan Agustus 2023.

Penyaluran dana oleh perbankan sampai dengan bulan Agustus 2023 mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yakni 13,61 persen yoy (Juli 2023: 12,17 persen yoy) yang utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 31,73 persen yoy dan kredit UMKM sebesar 20,19 persen yoy.

Nilai aset perbankan di wilayah kerja KOJK Malang tumbuh 9,66 persen yoy mencapai Rp152,65 triliun per 31 Agustus 2023 terdiri dari 35 entitas Bank Umum Konvensional (BUK), enam Bank Umum Syariah (BUS), 54  BPR, dan lima BPRS.

Berdasarkan kelompok jenis bank dan jenis usaha, pertumbuhan aset perbankan di wilayah kerja KOJK Malang utamanya didorong oleh BUK yang tumbuh sebesar 9,63 persen yoy atau meningkat sebesar Rp12,67 triliun (Juli 2023: 10,97 persen yoy). 

Konsentrasi penyebaran aset BUK dan BUS sendiri masih terpusat di Kota Malang yaitu masing-masing sebesar 76,33 persen dan 76,96 persen sedangkan konsentrasi penyebaran aset BPR dan BPRS terpusat di Kabupaten Malang yaitu masing-masing sebesar 39,71 persen dan 45,85 persen.

Sumber pendanaan utama bank yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 4,91 persen yoy atau mencapai Rp94,35 triliun per 31 Agustus 2023, dengan giro dan deposito sebagai main driver

Dia menegaskan, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (KOJK) Malang menilai lembaga jasa keuangan di wilayah kerjanya sampai dengan Agustus 2023 tetap stabil dengan kinerja tumbuh positif, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Menurut dia, KOJK Malang akan terus bersinergi dengan berbagai pihak agar pertumbuhan kinerja lembaga jasa keuangan tersebut juga memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat, utamanya dengan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

“Saya memproyeksikan sampai akhir tahun pertumbuhan kredit bisa tumbuh menjadi 15 persen secara yoy,” ucapnya.

Dalam suatu kesempatan terpisah, Wali Kota Malang Sutiaji optimistis pertumbuhan ekonomi di kota tersebut tahun ini bisa melebihi pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang mencapai 6,32 persen dengan melihat tingginya pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. 

Tingginya kredit perbankan pada gilirannya akan menggerakkan sektor ekonomi sehingga kue ekonomi Kota Malang juga membesar. 

Optimisme lainnya, disumbang faktor kondisi sektor riil yang sudah bangkit, sudah sama dengan kondisi sebelum pandemi.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso menilai optimisme pertumbuhan ekonomi Kota Malang 2023 di atas capaian tahun lalu sepertinya tidak mudah untuk terealisasi. 

Hal itu karena salah satunya karena baseline pada tahun 2021 yang rendah dan 2022 merupakan peak (puncak) geliat pemulihan. 

Selain itu, pada 2023 sejauh ini belum ada suatu dorongan  maupun stimulus fiskal yang kuat untuk memberikan multiplier effect pada perekonomian. Disisi lain, pola penyerapan APBD yang lambat di semester 1 tahun berjalan juga menjadi faktor sulitnya pertumbuhan ekonomi Malang pada 2023 melebihi capaian tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper