Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Kota Malang Masih Stabil, Tapi Cenderung Naik

Faktor yang dapat berpotensi menjadi penyebab inflasi khususnya pada komoditas pangan seperti fenomena El Nino masih perlu diwaspadai.
Huruf E dan F yang terdapat di indikator bahan bakar kendaraan./Ist
Huruf E dan F yang terdapat di indikator bahan bakar kendaraan./Ist

Bisnis.com, MALANG — Inflasi di Kota Malang sampai dengan September 2023 masih stabil, meski cenderung naik sebagai dampak El Nino.

Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan beberapa faktor yang dapat berpotensi menjadi penyebab inflasi khususnya pada komoditas pangan seperti fenomena El Nino masih perlu diwaspadai. “BMKG memperkirakan bahwa fenomena El Nino masih akan bertahan hingga akhir 2023, selain itu faktor kenaikan permintaan menjelang akhir tahun juga perlu diperhatikan,”  Selasa (3/10/2023). 

Terkait masalah tersebut, kata dia, BI Malang telah melaksanakan focus group discussion bersama dengan dinas dan lembaga terkait untuk membahas pendalaman isu mengenai perkembangan harga beras dan tantangan produksi komoditas beras di wilayah kerja Bank Indonesia Malang.

Dia menegaskan, sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm).

Secara tahun kalender dan tahunan Kota Malang tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,67 persen (ytd) dan 2,27 persen (yoy). Inflasi tahunan September 2023 di Kota Malang tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi 3±1 persen.

Inflasi periode September 2023, kata dia, didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,29 persen (mtm), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,21 persen (mtm) dan kelompok transportasi 0,17 persen (mtm). 

Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, bensin, biaya pulsa ponsel, cabai merah dan solar masing-masing dengan andil 0,23 persen; 0,09 persen; 0,02 persen; 0,01 persen; dan 0,01 persen (mtm). 

Inflasi pada komoditas beras terjadi seiring adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani, masuknya musim tanam gadu, faktor cuaca El Nino, serta pemberhentian ekspor beras oleh negara produsen beras seperti India. Selanjutnya, juga terjadi peningkatan harga BBM seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. 

Kenaikan biaya perguruan tinggi terjadi seiring memasuki tahun ajaran baru tahun 2023/2024. Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih masing-masing dengan andil -0,06 persen, -0,04 persen, -0,03 persen, -0,02 persen, dan -0,02 (mtm). 

“Penurunan harga pada komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras terjadi seiring dengan tercukupinya pasokan dan moderasi harga setelah sebelumnya sempat mengalami inflasi. Selanjutnya deflasi pada cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih terjadi karena terpenuhinya pasokan,” ucapnya. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper