Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja ekspor nonmigas Jawa Timur pada Agustus 2023 mulai mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya meskipun secara tahunan ekspor Jatim terkontraksi -19,95 persen (year on year/yoy).
Fungsional Ahli Madya BPS Jatim Umar Sjaifudin mengatakan ekspor nonmigas Jatim pada Agustus 2023 tercatat US$1,70 miliar atau turun -19,95 persen (yoy), tetapi naik 11,84 persen jika dibandingkan Juli 2023.
“Peningkatan ekspor nonmigas pada Agustus ini juga bisa dilihat dari situasi di pasar luar negeri. Tercatat perekonomian negara mitra dagang utama Jatim seperti Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang pada Agustus itu terlihat mulai tumbuh dengan data manufacturing PMI di atas 50,” jelasnya dalam paparan BRS, Jumat (15/9/2023).
Dia memaparkan, golongan barang utama seperti lemak dan minyak hewani/nabati, kayu dan barang dari kayu serta perhiasan/permata mengalami peningkatan nilai ekspor karena dipengaruhi oleh turunnya harga internasional.
Selain itu, ada potensi lain dari ekspor Jatim yakni rumput laut yang Agustus lalu diekspor sebanyak 15 ton oleh perusahaan startup di Australia, serta ekspor 50 ton rumput laut kering ke China.
“Jahe merah juga menjadi salah satu andalan ekspor Jatim. Saat ini Pemprov Jatim melakukan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Exim bank bersama Kemenkeu Satu (DJKN, DJBC, DJP, PKN STAN, DJPK) untuk Program Desa Devisa Komoditas Jahe merah,” paparnya.
Baca Juga
Adapun kinerja ekspor nonmigas Jatim pada Agustus disumbang oleh sektor pertanian sebanyak US$87,93 juta atau naik 12,44 persen (mtm), tetapi anjlok -56,36 persen (yoy), dan anjlok -18,74 persen secara kumulatif (ctc).
Selain itu, ekspor juga disumbang sektor industri pengolahan US$1,6 miliar atau naik 11,37 persen (mtm), tetapi turun -16,12 persen (yoy), dan -16,96 persen (ctc). Sedangkan sektor pertambangan dan lainnya US$6,5 juta turun -9,11 persen (mtm), -20,33 persen (yoy) dan -39,77 persen (ctc).
Golongan barang yang mengalami peningkatan permintaan ekspor yakni buah-buahan, perhiasa/permata, tembaga, pupuk, kopi teh dan rempah-rempar. Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan permintaan yakni barang dari besi dan baja, mesin dan peralatan mekanis, bahan kimia organik, alas kaki, lemak dan minyak hewani/nabati.
Sementara, negara tujuan ekspor Jatim yang mengalami peningkatan permintaan yakni Singapura, Malaysia, India, Tiongkok, dan Filipilina. Serta negara yang mengalami penurunan permintaan yakni Polandia, Belgia, Spanyol, Fed Rusia, dan Hong Kong.
“Sejauh ini pangsa pasar ekspor utama kita adalah negara-negara di Asean, Uni Eropa, serta China AS, Jepang dan Singapura,” imbuh Umar.