Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Non Migas Jatim Agustus 2023 Mulai Naik 11,84 persen

Ekspor nonmigas Jatim pada Agustus 2023 tercatat US$1,70 miliar atau turun -19,95 persen (yoy), tetapi naik 11,84 persen jika dibandingkan Juli 2023.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja ekspor nonmigas Jawa Timur pada Agustus 2023 mulai mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya meskipun secara tahunan ekspor Jatim terkontraksi -19,95 persen (year on year/yoy).

Fungsional Ahli Madya BPS Jatim Umar Sjaifudin mengatakan ekspor nonmigas Jatim pada Agustus 2023 tercatat US$1,70 miliar atau turun -19,95 persen (yoy), tetapi naik 11,84 persen jika dibandingkan Juli 2023.

“Peningkatan ekspor nonmigas pada Agustus ini juga bisa dilihat dari situasi di pasar luar negeri. Tercatat perekonomian negara mitra dagang utama Jatim seperti Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang pada Agustus itu terlihat mulai tumbuh dengan data manufacturing PMI di atas 50,” jelasnya dalam paparan BRS, Jumat (15/9/2023).

Dia memaparkan, golongan barang utama seperti lemak dan minyak hewani/nabati, kayu dan barang dari kayu serta perhiasan/permata mengalami peningkatan nilai ekspor karena dipengaruhi oleh turunnya harga internasional.

Selain itu, ada potensi lain dari ekspor Jatim yakni rumput laut yang Agustus lalu diekspor sebanyak 15 ton oleh perusahaan startup di Australia, serta ekspor 50 ton rumput laut kering ke China.

“Jahe merah juga menjadi salah satu andalan ekspor Jatim. Saat ini Pemprov Jatim melakukan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Exim bank bersama Kemenkeu Satu (DJKN, DJBC, DJP, PKN STAN, DJPK) untuk Program Desa Devisa Komoditas Jahe merah,” paparnya.

Adapun kinerja ekspor nonmigas Jatim pada Agustus disumbang oleh sektor pertanian sebanyak US$87,93 juta atau naik 12,44 persen (mtm), tetapi anjlok -56,36 persen (yoy), dan anjlok -18,74 persen secara kumulatif (ctc).

Selain itu, ekspor juga disumbang sektor industri pengolahan US$1,6 miliar atau naik 11,37 persen (mtm), tetapi turun -16,12 persen (yoy), dan -16,96 persen (ctc). Sedangkan sektor pertambangan dan lainnya US$6,5 juta turun -9,11 persen (mtm), -20,33 persen (yoy) dan -39,77 persen (ctc).

Golongan barang yang mengalami peningkatan permintaan ekspor yakni buah-buahan, perhiasa/permata, tembaga, pupuk, kopi teh dan rempah-rempar. Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan permintaan yakni barang dari besi dan baja, mesin dan peralatan mekanis, bahan kimia organik, alas kaki, lemak dan minyak hewani/nabati.

Sementara, negara tujuan ekspor Jatim yang mengalami peningkatan permintaan yakni Singapura, Malaysia, India, Tiongkok, dan Filipilina. Serta negara yang mengalami penurunan permintaan yakni Polandia, Belgia, Spanyol, Fed Rusia, dan Hong Kong.

“Sejauh ini pangsa pasar ekspor utama kita adalah negara-negara di Asean, Uni Eropa, serta China AS, Jepang dan Singapura,” imbuh Umar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper