Bisnis.com, MALANG — Kenaikan harga beras menjadi penyebab utama inflasi di Kota Malang pada Agustus 2023 yang mencapai 0,07 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan pada Agustus terjadi inflasi sebesar 0,07 persen (m-to-m) yang utamanya disebabkan oleh kenaikan beras, pendidikan akademi/perguruan tinggi, cabai rawit, dan kenaikan pisang.
“Inflasi Agustus (year on year) sebesar 3,17 persen,” katanya, Jumat (1/9/2023).
Kelompok energi pada Agustus mengalami inflasi sebesar 0,05 persen (m-to-m), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,03 persen. Secara year on year, kelompok energi mengalami inflasi sebesar 11,48 persen.
Komponen bahan makanan pada Agustus mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (mtm), mengalami penurunan jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.
Penurunan ini didorong oleh penurunan harga daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan minyak goreng. Adapun secara year on year, inflasi bahan makanan pada Agustus sebesar 3,28 persen.
Baca Juga
Penurunan harga bawang merah dipicu adanya panen raya di sentra-sentra produksi, seperti Brebes, Metro Lampung, Lampung Selatan, Nganjuk, Bantul, Ponorogo, dan Kutai Timur.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai inflasi makin melandai pada Agustus, tidak bisa terlepas dari masifnya program gerakan pangan murah yang secara berkesinambungan terus dilakukan. Meski menjelang pertengahan Agustus-sampai akhir Agustus terjadi lonjakan harga beras, namun tidak berandil besar bagi laju inflasi Agustus, karena dibarengi turunnya harga komoditas pangan lain seperti telur, daging ayam, dan bawang merah.
Tentu ini menjadi modal positif bagi tercapainya target inflasi 2023 yang ada pada kisaran 3%±1. Keberhasilan kebijakan stabilisasi harga pangan ini sepertinya akan terus berlanjut, karena pemerintah Jokowi mengeluarkan bantuan beras, telur dan daging ayam bagi keluarga miskin yang anaknya menderita stunting.
Sebelumnya, Kepala BI Malang, Samsun Hadi, menegaskan inflasi kota IHK wilker BI Malang, yakni Kota Malang dan Kota Probolinggo, telah kembali ke rentang sasaran target inflasi 3 ±1 persen (yoy) dan terus menunjukkan tren penurunan sejak 2022 hingga kini karena adanya tren penurunan harga komoditas hortikultura yang sebelumnya harganya yang sering mengalami volatilitas.
Melandainya inflasi Juli 2023 didorong oleh penurunan harga komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai rawit dan tomat seiring Gerakan Pangan Murah serentak, dan pasokan bawang merah yang terjaga. “Karena itulah, target inflasi 2024 diubah menjadi 2,5 persen±1 persen,” katanya.(K24)