Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis tren inflasi di Jatim pada Agustus 2023 tercatat sebesar 0,11 persen (month to month/mtm) atau 4,13 persen (year on year/yoy).
Fungsional Statistik Ahli Madya BPS Jatim, Umar Sjarifudin mengatakan kinerja inflasi dalam tahun berjalan (year to date/ytd) yakni dari Januari - Agustus ini tercatat sebesar 1,72 persen.
“Sepanjang tahun berjalan ini, inflasi di Jatim dipicu oleh sejumlah kenaikan harga-harga barang terutama di kelompok bahan makanan,” katanya dalam paparan BRS, Jumat (1/9/2023).
Dari 8 kota yang menghitung Indek Harga Konsumen (IHK) di Jatim, kata Umar, seluruhnya mengalami inflasi. Tertinggi terjadi Sumenep 0,16 persen (mtm) dan terendah terjadi di Madiun 0,02 persen (mtm).
Dia memaparkan, selama Agustus 2023 lalu terdapat catatan fenomena yang memberi pengaruh terhadap tingkat inflasi di Jatim, di antaranya adalah kelompok pendidikan terutama biaya perguruan tinggi.
“Komponen pendidikan sebagai penyumbang inflasi terjadi di perguruan tinggi, sedangkan bulan sebelumnya yakni Juli, penyumbang inflasi dari kelompok pendidikan yakni dipengaruhi oleh biasa SD, SMP dan SMA/SMK,” paparnya.
Baca Juga
Di sektor pangan, lanjut Umar, komoditas beras mengalami peningkatan harga pada Agustus. Harga tersebut mencapai harga tertinggi selama tahun ini sehingga beras turut menyumbang terjadinya inflasi.
“Ada beberapa faktor yang menyababkan harga beras naik, di antaranya seperti faktor musim tanam, penurunan luas panen karena dampak El Nino dan adanya kebijakan menyetop impor beras oleh India,” imbuhnya.
Perubahan harga di sektor pangan juga terjadi pada komoditas gula. Hal ini disebabkan oleh adanya penyesuaian harga gula konsumsi sesuai peraturan Badan Pangan Nasional No.17 Tahun 2023 pada 21 Juli 2023. Harga acuan pembeli produsen yakni Rp12.500/kg, dan harga acuan konsumen menjadi Rp14.500/kg (wilayah Jatim).
Selain itu, selama Agustus juga terjadi penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Pertamax Turbo dari Rp14.000/liter menjadi Rpp14.400/liter, Pertamax Dex dari Rp13.550/liter menjadi Rp14.350/liter.
Adapun 10 komoditas penyumbang inflasi Jatim pada Agustus 2023 yakni beras yang mengalami kenaikan harga per bulan sebesar 2,13 persen, disusul biaya perguruan tinggi 2,64 persen, cabai rawit 4,66 persen, tahu mentah 1,67 persen, jagung manis 8,45 persen, cabai merah 6,23 persen, apel 2,83 persen, kopi bubuk 1,54 persen, angkutan udara 0,42 persen, dan rokok kretek filter 0,32 persen.
Sedangkan 10 komoditas penyumbang deflasi atau komoditas yang menahan laju inflasi Jatim yakni bawang merah mengalami penurunan harga -18 persen, daging ayam ras -3,66 persen, telur ayam ras -4,31 persen, bawang putih -3,45 persen, jeruk -3,45 persen, semangka -5,21 persen, telepon selular -1 persen, anggur -3,32 persen, kacang panjang -6,65 persen dan emas perhiasan 0,41 persen.
Meski begitu, terdapat sejumlah komoditas yang perlu menjadi perhatian pemerintah sebab sepanjang Agustus 2022 - Agustus 2023 telah mengalami kenaikan harga cukup tinggi dan menjadi penyebab utama inflasi.
Komoditas tersebut di antaranya harga bensin naik 22,79 persen (yoy), beras 16,16 persen, rokok kretek 12,75 persen, daging ayam ras 9,18 persen, tarif air minum 11,14 persen, bawang putih 49,07 persen, dan solar 25 persen.