Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Kemiskinan di Malang Raya Melambat?

Pada 2023 diprediksi pertumbuhan ekonomi Malang Raya tidak setinggi tahun sebelum karena baseline 2022 cukup tinggi.
Warga melintas berlatar belakang reklame kampanye politik./Ist
Warga melintas berlatar belakang reklame kampanye politik./Ist

Bisnis.com, MALANG — Penurunan tingkat kemiskinan di Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang pada 2023 diprediksi melambat karena sudah mencapai fase pengentasan kemiskinan “ekstrem” atau “kerak kemiskinan”.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi  dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB), Prof Candra Fajri Ananda, mengatakan untuk menurunkan angka kemiskinan dengan fase seperti itu dibutuhkan effort lebih besar dan asymmetric policy berbasis karakteristik kemiskinan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

“Pada 2021, angka kemiskinan di Kota Batu mencapai 4,09 persen, Kota Malang 4,62 persen, dan Kab. Malang 10,5 persen turun menjadi 3,79 persen, 4,37 persen, dan 9,55 persen pada 2022,” ujarnya, Senin (31/7/2023).

Sedangkan tingkat pengangguran, kata dia, secara nasional, pengangguran perkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Pengangguran terbesar di kelompok usia 15 -24 tahun, tingkat pendidikan: SMK terbesar, kemudian diikuti kelompok pendidikan SMA, Diploma (D1-D3), dan Sarjana (D4-S3)

Pada 2022, tingkat pengangguran di Kota Batu mencapai 8,43 persen, Kota Malang 7,66 persen, dan Kab. Malang 6,57 persen.

Terkait peningkatan SDM dan ketimpangan, menurut Candra yang juga Stafsus Menkeu itu, kebijakan fiskal mandatory spending pendidikan dan kesehatan, dan berbagai program jaring pengaman sosial mampu menjaga daya beli masyarakat sehingga IPM terus mengalami peningkatan.

Artinya kualitas SDM terus membaik dari sisi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ketimpangan pendapatan mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh ketimpangan perkotaan yang meningkat signifikan.

“Urbanisasi dan pemusatan kepemilikan faktor produksi dan aset juga menjadi indikasi penyebab ketimpangan. Hal ini diindikasikan dari indikator kemiskinan World Bank, dimana terjadi peningkatan pengeluaran kelompok 20 persen teratas,” ucap Candra yang juga Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.

Terkait pertumbuhan ekonomi pada 2022, pertumbuhan ekonomi Malang Raya tertinggi Kota Malang dengan capaian 6,32 persen, namun pada 2023 diprediksi pertumbuhan ekonomi Malang Raya tidak setinggi tahun sebelum karena baseline 2022 cukup tinggi dan ketidakpastian situasi global yang masih dipengaruhi perang Rusia vs Ukraina, dan perang dagang China vs AS.

Prediksi tersebut dapat diindikasikan dari pertumbuhan ekonomi Jatim kuartal ke kuartal, yakni Tw-1/2023 terhadap Tw IV/2022 sebesar 1,02 persen dan YoY (Tw 1/2023 terhadap Tw 1/2022) sebesar 4,95 persen dan nasional pada periode yang sama -0,92 persen (q to q) (terkontraksi) dan 5,03 persen (yoy).(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper