Bisnis.com, SURABAYA - Meskipun saat ini industri telekomunikasi dibayang-bayangi dengan maraknya usaha ilegal dari RT RW Net, namun dengan jumlah penduduk banyak dan wilayah yang cukup luas, Richardson Raymond, analis saham PT Trimegah Sekuritas menilai masih memberikan peluang pertumbuhan yang cukup baik emiten sektor telekomunikasi di Indonesia.
Saat ini penetrasi fixed broadband masih 15% sampai 20%. Saat ini pemain fixed broadband masih didominasi pemain besar dengan ARPU (average revenue per user) antara Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu. Segmen konsumen A dan B lanjut Richardson sudah digarap oleh perusahaan besar. Sedangkan segmen konsumen mid low dengan ARPU Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu belum tergarap.
“Dalam beberapa tahun mendatang emiten telekomunikasi besar akan mengarah ke segmen konsumen kelas C dan D yang jumlahnya lebih banyak dan belum tergarap. Namun untuk menggarap segmen pasar tersebut memiliki tantangan. Jika dalam penggelaran jaringannya perusahaan tersebut tidak efisien dan costnya besar, maka mereka tak mungkin dapat masuk ke segmen konsumen terbesar di Indonesia tersebut,”kata Richardson.
Richardson menilai emiten seperti PT Remala Abadi Tbk (DATA) sudah memiliki kompetensi untuk segmen tersebut. Sebagai perusahaan ISP, DATA merupakan pemain yang sangat berpengalaman menggarap pasar internet di Indonesia.
“Selain menggarap segment mid low, DATA juga memiliki segmen pasar kelas A dan B. Ini yang membuat kinerja keuangan DATA mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun. Dengan IPO yang mereka lakukan, saya optimis pertumbuhan dua digit mampu dibukukan DATA. Sehingga menurut saya saham DATA masih sangat menarik,”kata Richardson.
Berdasarkan informasi perusahaan, DATA melalui brand Tachyon sejak tahun 2010 telah fokus menggarap segmen pangsa pasar “korporasi”. Hingga saat ini segmen tersebut memegang kontribusi ke DATA sebesar 48,79%. Selain itu DATA juga merangkul beberapa ISP untuk menjadi mitra dalam melakukan penetrasi internet di Indonesia.
Saat ini kontribusi segmen pangsa pasar “kemitraan” dengan ISP memegang setidaknya 32,64%. Segmen kantor pemerintahan juga menjadi target layanan DATA. Saat ini segmen pasar “pemerintahan” memberikan kontribusi 9,96% dari pendapatan DATA. Selebihnya perseroan menggarap segmen “perumahan” dengan produk “Net-home” yang saat ini sudah memberikan kontribusi sebesar 8,61%.
Pangsa pasar yang baru dan memiliki potensi untuk tumbuh adalah segmen perumahan. Dengan mengusung brand Net-home, DATA dapat memberikan layanan broadband bagi segmen retail dan perumahaan. Saat ini kontribusi segmen retail dan perumahaan bagi perseroan masih 8,61%.
Berdasarkan prospektus IPO DATA menyebutkan pendapatan DATA dari tahun 2020 terus mengalami kenaikan. Tahun 2020 pendapatan hanya Rp 115.9 miliar. Di tahun berikutnya pendapatan perseroan naik menjadi Rp 155,3 miliar. Tahun 2022 pendapatan perseroan kembali naik menjadi Rp 209.7 miliar.
Dari margin keuangan emiten DATA dinilai Richardson masih sangat baik. Berdasarkan prospektus DATA, rasio gross profit margin perseroan untuk periode atau tahun yang berakhir pada 31 Oktober 2023, 31 Desember 2022, 2021, dan 2020 adalah 57,99%, 41,73%, 36,73%, dan 37,96%.
“Masih besarnya laba ini menunjukkan kinerja yang cukup baik dan efisiensi yang dilakukan perseroan. Saya yakin DATA mampu berkompetisi di pasar fixed broadband di Indonesia,”ujar Richardson.
Agar dapat berkompetisi di sektor telekomunikasi dan bisa memperluas pangsa pasarnya, DATA juga akan terus melakukan ekspansi usahanya dengan menambah jumlah backbone yang dimilikinya. Dari informasi yang dipublikasikan perseroan, saat ini DATA memiliki tidak kurang dari 8500 KM fiber optic. Diharapkan hingga akhir tahun 2024 nanti perseroan akan memiliki setidaknya 10.000KM jaringan fiber optic yang mencakup seluruh wilayah Jawa hingga Bali. DATA juga akan terus menambah jumlah homepass dan homeconnect.
Saat ini jumlah homepass yang dimiliki perseroan sudah mencapai 137 ribu dengan 15 ribu homeconnect. DATA telah telah memiliki setidaknya 6 ribu koneksi ke perkantoran. Sebagai ISP yang selama ini fokus melayani segmen corporate dan kemitraan dengan ISP, DATA juga telah menghubungkan setidaknya 70% data center yang ada di Jabodetabek.
Berpengalaman selama lebih dari 1 dasawarsa, churn rate (persentase pelanggan yang berhenti menggunakan layanan perusahaan) yang dimiliki DATA juga terbilang rendah dan dibawah rata-rata churn rate industri telekomunikasi nasional. Dari informasi yang disampaikan perseroan, saat ini churn rate perseroan di bawah 1%. Demi memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat Indonesia, DATA juga berencana akan terus mengembangkan usaha data center yang selama ini sudah dilakukan.