Bisnis.com, MALANG — Jumlah merchant QRIS di KPwBI Malang s.d. 19 April 2024 sebanyak 640.084 merchant atau tumbuh sebesar 28,72% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, mengatakan Kota dan Kabupaten Malang merupakan wilayah dengan jumlah merchant QRIS terbanyak di wilker KPwBI Malang, yakni dengan share 67,97%.
"Volume transaksi QRIS di Wilker BI Malang pada Maret 2024 terus tumbuh sebesar 173,74% (yoy)," katanya kegiatan Sekartaji (Sinergi Menuju Ekonomi yang Kreatif, Tangguh, Teruji dan Terdigitalisasi) 2024 Bank Indonesia Malang, Selasa (30/4/2024).
Transaksi tersebut, kata dia, terutama didominasi oleh sektor UMKM (79,63%), dengan transaksi tertinggi berada di wilayah Kota Malang (72,9%).
Target volume transaksi QRIS 2024 adalah 2,5 miliar transaksi, dimana s.d. Maret 2024, KPwBI Malang telah memberikan kontribusi sebesar 12,5 juta transaksi.
Sampai dengan Maret 2024, kata dia, total pengguna QRIS di Jawa Timur adalah 6.764.094 pengguna atau meningkat sebesar 49,22% yoy, dengan share 12,3% dari target 55 juta pengguna di tahun 2024.
Baca Juga
“Peningkatan jumlah merchant di wilker KPwBI Malang sejalan dengan peningkatan volume serta nominal transaksi QRIS,” ucapnya.
Percepatan elektronifikasi transaksi Pemda, kata dia, berdasarkan hasil penilaian Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah semester II/2023, seluruh Pemerintah Daerah di wilayah kerja KPwBI Malang berhasil mempertahankan kategori Digital.
Untuk pemenuhan uang kartal pada momen Idulfitri, kata dia, kebutuhan uang tunai masyarakat tetap terjaga di tengah peningkatan kebutuhan uang pada momen HBKN Idul Fitri.
Per Maret 2024, wilker BI Malang mengalami net outflow Rp1,07 triliun. Hal ini disebabkan uang yang keluar dari Bank Indonesia ke masyarakat melalui perbankan lebih tinggi dibanding uang yang masuk seiring meningkatnya kebutuhan uang kartal masyarakat pada momen HBKN Idulfitri sesuai pola historisnya.
Secara umum, dia menegaskan, di wilker BI Malang pada 2024 diproyeksi mengalami net inflow seiring karakteristik sebagai kota tujuan pending dan mengalami net outflow secara seasonal pada periode tertentu (HBKN Idul Fitri dan Nataru). Adapun Estimasi kebutuhan uang 2024 sebesar Rp1,98 triliun.(K24)