Bisnis.com, MALANG — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mendorong percepatan akses keuangan masyarakat di wilayah kerja kantor tersebut lewat program-program unggulan yang digagas, diprogramkan, dan dilaksanakan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, mengatakan TPAKD di wilayah kerja kantor tersebut telah melaksanakan program unggulan untuk percepatan akses keuangan kepada masyarakat di daerah.
“Di Kab. Pasuruan, ada Program CUKUR KAPAS (Percepatan Penyaluran KUR Kab. Pasuruan) dengan tujuan untuk memperkuat pembiayaan UMKM,” katanya, Kamis (13/7/2023).
Sampai dengan 30 Juni 2023, kata dia, program tersebut telah diakses 16.127 debitur dengan total penyaluran KUR sebesar Rp402,58 miliar. Penyaluran KUR terbanyak ditujukan untuk sektor perdagangan besar dan eceran dengan nominal penyaluran sebesar Rp202,72 miliar.
Di Kota Pasuruan, ada KURMA (Kredit Usaha Rakyat Mandiri) berbasis klaster/sektor ekonomi, Program Kredit Madinah (Merdeka dari Rentenir, Aman Sejahtera) dengan pilot project Desa Pakuncen, Kota Pasuruan yang bertujuan untuk mewujudkan Kota Pasuruan bebas dari jeratan rentenir.
Sedangkan Program RABU (Rajin Nabung) oleh Kabupaten dan Kota Pasuruan, bertujuan untuk mengakselerasi percepatan program Satu Rekening Satu Pelajar. Kontribusi program tersebut, ada 106.890 pelajar di Kota Pasuruan telah membuat rekening dengan total nominal outstanding tabungan sebesar Rp17,72 miliar.
Baca Juga
Di Kabupaten Pasuruan, program tersebut mendorong pembentukan 133.925 rekening pelajar dengan total nominal sebesar Rp23,56 miliar.
Di Kota Malang, ada Program OJIR (Ojo Percoyo Karo Rentenir) yang merupakan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) yang telah menjangkau 197 debitur dengan nilai penyaluran Rp998,55 juta.
Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) dengan mengoptimalkan Badan Usaha Milik Desa untuk dapat menjadi Agen Laku Pandai dilaksanakan tujuh Kabupaten/Kota di wilayah kerja KOJK Malang, yakni Kota Malang, Kota Batu, Kab. Malang, Kota Pasuruan, dan Kab. Pasuruan.
Sampai dengan triwulan I/2023, kata dia, terdapat 25.185 agen perorangan laku pandai dan 678 agen badan hukum (outlet) dengan penyebaran agen paling banyak berada di Kabupaten Malang (porsi: 35,44 persen).
Program lain, ujar Sugiarto, yakni Program Desa Investasi Saham Kabupaten Malang dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat di bidang Pasar Modal.
Selain itu, Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Wilayah Pedesaan bertujuan untuk mendorong adanya pemerataan akses keuangan bagi pelaku usaha dan masyarakat di wilayah pedesaan, yang dapat dilihat dari adanya peningkatan kepemilikan dan/atau penggunaan produk dan layanan keuangan di wilayah pedesaan.
Dengan adanya program ini, kata dia, maka diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan yang menjadi target implementasi, melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat desa antara lain dengan penyediaan akses keuangan dan peningkatan pemanfaatan produk/layanan jasa keuangan.
Desa yang dijadikan sebagai pilot project program EKI, Desa Wisata Tosari, Kabupaten Pasuruan dan Desa Wisata Gubug Klakah, Kabupaten Malang.
Menurut dia, saat ini tahapan yang telah dilakukan adalah tahapan Pra-Inkubasi yaitu melakukan pemetaan target Desa Wisata dan Kebutuhan Pengembangannya, a.l, jumlah kantor Layanan Jasa Keuangan, termasuk agen laku pandai di desa, produk atau layanan keuangan yang telah tersedia di desa, jumlah persentase kepemilikan dan penggunaan produk keuangan rekening oleh setiap rumah tangga di desa. Juga digitalisasi keuangan dan ketersediaan infrastruktur pendukung yang ada saat ini.
Pemetaan tersebut, kata Sugiarto, dilaksanakan dengan metode survei langsung kepada masyarakat desa yang dilakukan berkolaborasi dengan Universitas Yudharta untuk survei di Desa Wisata Tosari, Kabupaten Pasuruan dan Universitas Brawijaya untuk survei di Desa Wisata Gubuk Klakah, Kabupaten Malang.(K24)