Bisnis.com, SURABAYA — Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur mencatat produksi perikanan tangkap di Jatim pada 2022 mampu mencapai 598.317 ton yang merupakan produksi tertinggi di Indonesia.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan potensi kelautan yang dimiliki Jatim ini sangat besar karena memiliki panjang garis pantai 3.543,54 km dengan luas laut 5.202.579,34 ha.
“Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, sebanyak 22 daerah di antaranya memiliki potensi laut yang melimpah, utamanya di pesisir bagian utara dan selatan hingga Pulau Madura beserta 507 pulau pulau kecil dan pulau terluar di Jatim,” ujarnya, Kamis (8/6/2023).
Dia mengklaim, capaian produksi perikanan tangkap tahun lalu tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia. Dibandingkan dengan Maluku misalnya, capaian produksinya pada 2022 yakni 551.846,2 ton, Sulawesi Selatan 417.700,72 ton, dan Sumatra Utara 366.738,21 ton.
“Dari total capaian produksi ikan kita tahun lalu, ikan paling banyak yang diperoleh adalah ikan Lemuru sebanyak 70.284,83 ton dan ikan Tongkol 64.947,80 ton. Kedua ikan ini menjadi komoditi unggulan perikanan tangkap di Jatim," katanya.
Khofifah memaparkan, di Jatim sendiri memiliki 50.979 unit kapal penangkap ikan, dan 20 unit pelabuhan perikanan. Jatim juga memiliki produk olahan ikan sebanyak 1.045.314,87 ton dengan volume ekspor sebesar 385.083,4 ton.
Baca Juga
Data DKP Jatim menyebutkan, Unit Pengolahan Ikan (UPI) Jatim terdiri dari 7.937 UPI Mikro serta 428 UPI Besar dengan pembudidaya ikan sebanyak 276.670 orang. Sedangkan jumlah nelayan di Jatim tercatat 235.578 orang.
“Untuk memacu produksi perikanan selain ikan laut, Pemprov Jatim juga terus mengoptimalkan dan mendorong pembudidaya di air payau dan air tawar. Saat ini jumlahnya ada 359 unit budi daya air payau, dan 7.425 unit budi daya air tawar,” ujarnya.
Dia mengatakan, sejalan dengan tren produksi perikanan tangkap ini, pada tahun lalu Jatim juga telah menyumbang ekspor perikanan yang tercatat mencapai 381.477 ton dengan nilai ekspor mencapai US$2,6 miliar. Komoditi penyumbang ekspor perikanan Jatim yakni udang sebanyak 84.582,49 ton dan ikan Tuna sebanyak 54.195,79 ton.
“Data Statistik Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP) mencatat bahwa Jatim menyumbang ekspor komoditas perikanan tertinggi nasional,” katanya.
Adapun dibandingkan dengan kinerja ekspor perikanan lainnya seperti DKI Jakarta menyumbang sebanyak 303.037 ton, Sulawesi Selatan 190.753 ton, Jawa Tengah 59.126 ton, Sumatra Utara 49.889 ton.
Pada Hari Laut Sedunia atau World Oceans Day setiap 8 Juni ini, Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk terus meningkatkan komitmen terhadap ekosistem laut dan seluruh sumber daya alam yang tersimpan di dalamnya.
"Momentum Hari Laut Sedunia ini menjadi titik balik bagi seluruh stakeholder, termasuk nelayan atau pekerja di industri yang berbasis laut untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan, agar hasil kekayaan laut utamanya hasil perikanan tangkap di Jatim bisa melimpah dan dinikmati oleh seluruh masyarakat," imbuhnya.