Bisnis.com, MALANG — Bank Indonesia Malang menilai inflasi pada Mei di Kota Malang masih terjaga rendah.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan Kota Malang pada bulan Mei 2023 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen (mtm), secara tahun kalender dan tahunan tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,14 persen (ytd) dan 4,22 persen (yoy).
“Inflasi bulanan pada bulan ini relatif stabil dari bulan sebelumnya sebesar 0,24 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi tahunan Kota Malang pada bulan ini lebih rendah dari capaian bulan sebelumnya 4,49 persen (yoy),” katanya, Selasa (6/6/2023).
Inflasi periode Mei 2023, kata dia, didorong oleh kenaikan harga beberapa kelompok pengeluaran dengan sumbangan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,24 persen (mtm), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,02 persen (mtm) dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,01 persen (mtm).
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok transportasi dengan andil sebesar -0,03 persen (mtm) dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dengan andil kurang dari -0,01 persen (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, Samsun menambahkan, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, bawang merah dan pisang masing-masing dengan andil 0,06 persen, 0,05 persen, 0,03 persen, 0,03 persen, dan 0,02 persen (mtm).
Baca Juga
Inflasi komoditas telur ayam ras terjadi seiring produksi yang menurun dan kenaikan harga pakan ternak. Inflasi daging ayam ras terjadi seiring kenaikan biaya produksi yang meliputi harga pakan ternak (jagung) dan harga day old chicken (DOC).
Kenaikan harga rokok kretek filter sebagai imbas dari penyesuaian tarif cukai rokok sebesar 10 persen secara bertahap pada tahun 2023. Kenaikan harga bawang merah dan pisang terjadi seiring menipisnya pasokan.
Komoditas bawang merah di sentra produksi Malang masih memasuki musim tanam. Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas angkutan udara, cabai merah, ayam hidup, daging sapi dan cabai rawit, masing-masing dengan andil -0,02 persen, -0,01 persen, -0,01 persen, -0,01 persen, dan -0,01 persen (mtm).
“Deflasi pada tarif angkutan udara terjadi seiring normalisasi permintaan pasca-momen Idulfitri. Penurunan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit terjadi seiring pasokan yang masih mencukupi di tengah sisa masa panen raya dan penurunan permintaan pasca lebaran. Deflasi pada harga daging sapi terjadi seiring moderasi permintaan pasca-Idulfitri,” ujarnya.
Dari sisi global, dia memperkirakan, penurunan inflasi berlanjut secara gradual, dipengaruhi harga komoditas yang masih tinggi serta persistensi inflasi inti akibat permintaan sektor jasa yang kuat dan keketatan tenaga kerja terutama di negara maju.
Dari sisi domestik, tekanan inflasi terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan. Namun demikian, risiko perkiraan El Nino dan tingginya biaya produksi pertanian masih perlu diwaspadai.
Terkait penguatan kerja sama antar-daerah (KAD) dan penguatan ketahanan pangan, kata dia, pemda di wilayah kerja Bank Indonesia Malang pada Mei 2023 telah melakukan capacity building dengan TPID Provinsi Jawa Barat sebagai bentuk penguatan kompetensi dan refreshment anggota TPID, studi banding program kerja pengendalian inflasi serta penggalian potensi kerja sama antara Jawa Barat dan wilayah kerja BI Malang. (K24)