Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Investasi Jatim Kuartal I/2023 Tumbuh 27,1 Persen

Kinerja investasi di Jawa Timur pada kuartal I/2023 telah terealisasi sebesar Rp30.04 triliun atau mengalami pertumbuhan 27,1 persen.
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, SURABAYA — Kinerja investasi di Jawa Timur pada kuartal I/2023 telah terealisasi sebesar Rp30.04 triliun atau tumbuh 27,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan tingkat pertumbuhan capaian realisasi investasi Jatim pada kuartal I ini juga tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan secara nasional yakni sebesar 16,5 persen.

“Realisasi ini juga menjadikan Jatim sebagai peringkat ketiga dalam kinerja investasi setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Khusus di Penanaman Modal Asing (PMA), Jatim menduduki peringkat keenam,” katanya, Selasa (30/5/2023).

Dia melanjutkan, capaian kinerja investasi yang positif ini juga sejalan dengan kinerja perekonomian Jatim pada kuartal I/2023 yang tumbuh 4,95 persen (Yoy), serta buah dari komitmen Pemprov Jatim dalam mengawal investasi sesuai arahan Presiden agar mendukung hilirisasi. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Jatim, Dyah Wahyu Ermawati memaparkan, pada kuartal I/2023 ini realisasi investasi Jatim sebanyak Rp15,49 triliun disumbang oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total 12.906 proyek dan menyerap tenaga kerja sebanyak 46.486 orang. Kinerja PMDN ini tumbuh tipis hanya 0,6 persen (yoy).

“Sedangkan PMA menyumbang Rp14,55 triliun dengan jumlah 2.148 proyek yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 299 orang. Kinerja PMA di kuartal I ini yang mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 76,8 persen (yoy),” jelasnya.

Erma melanjutkan, baik PMA maupun PMDN, sektor penyumbang investasi Jatim di kuartal I/2023 yakni dari sektor pertambangan sebesar Rp5 triliun atau setara 16,5 persen, disusul industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan perlatannya Rp4,2 triliun atau 13,8 persen, serta sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi Rp3,3 triliun atau 11,1 persen.

Selain itu, terdapat sektor investasi unggulan lainnya yakni industri kimia dan farmasi sebesar Rp3,2 triliun atau 10,5 persen, serta sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp2,8 triliun atau 9,4 persen, dan sisanya sebanyak Rp11,6 triliun merupakan investasi dari berbagai sektor lainnya.

“Menurut lokasi, realisasi investasi tertinggi ada di Gresik yang menyumbang 36 persen, ini karena di Gresik ada PT Freeport Indonesia yang investasinya mencapai Rp4,9 triliun, lalu selanjutnya di Surabaya berkontribusi 20,5 persen, Sidoarjo 10,1 persen, Pasuruan 8,4 persen, dan Tuban 4,4 persen,” paparnya.

Adapun untuk investasi PMA di Jatim paling banyak dilakukan oleh pemodal asing dari Amerika Serikat (AS) yang berkontribusi sebesar 37,8 persen dengan sektor terbanyak yakni pertambangan. Negara lain yang sangat minat berinvestasi di Jatim yakni Jepang berkontribusi 24 persen dengan sektor terbanyak industri logam.

Selanjutnya Singapura sebanyak 8,3 persen dengan sektor terunggul adalah industri makanan, disusul Hong Kong, RRT sebesar 6,5 persen dengan sektor terbanyak yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi. Sementara dari Belanda menyumbang 6,3 persen dengan sektor terbanyak adalah industri kimia dan farmasi.

Erma menambahkan, meski capaian investasi di awal tahun sangat positif tetapi diharapkan Jatim tidak lengah lantaran adanya kemungkinan kejenuhan investor terhadap investasi di Pulau Jawa yang dibarengi dengan peningkatan infrastruktur di wilayah luar Pulau Jawa. 

“Kita berharap dengan upaya-upaya yang digalakkan dapat meningkatkan kondusivitas berinvestasi di Jatim agar berdampak pada kestabilan dan multiplier effect terhadap pertumbuhan, kesejahteraan serta pemerataan ekonomi,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper