Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja perekonomian Jatim pada kuartal I/2023 mengalami pertumbuhan 4,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau yoy.
Sementara jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni kuartal IV/2022, perekonomian Jatim mengalami pertumbuhan sebesar 1,02 persen (q to q).
Koordinator Tim Fungsi Statistik Sosial BPS Jatim Sunaryo menjelaskan pada kuartal I ini Jatim menjadi peyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan share sebesar 24,99 persen, atau menjadi penyumbang perekonomian secara nasional sebesar 14,29 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kita ini sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang menunjukkan perbaikan dengan beberapa indikator di antaranya penurunan inflasi, dan gejolak sektor keuangan yang mereda,” jelasnya dalam paparan BRS Jatim, Jumat (5/5/2023).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal I/2023 secara yoy ini dipengaruhi oleh sejumlah sektor unggulan yakni industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan kosntruksi.
“Seluruh lapangan usaha di Jatim pada kuartal I ini tumbuh positif. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah pengadaan listrik dan gas, serta transportasi dan pergudangan yang didorong oleh pelonggaran mobiltas,” katanya.
Adapun sejumlah lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif pada kuartal I/2023 secara yoy di antaranya yakni pengadaan listrik dan gas tumbuh 19,39 persen, transportasi dan pergudangan 11,74 persen, perdagangan 6,53 persen, akomodasi dan makanan minuman (mamin) 9,43 persen, pertanian 1,52 persen, konstruksi 5,89 persen, infokom 5,92 persen dan real estate tumbuh 3,36 persen.
“Seluruh leading sector yakni industri, pertanian, perdagangan dan kosntruksi terus melanjutkan tren pemulihan,” imbuhnya.
Sunaryo menerangkan bahwa industri mamin, industri kimia, industri kayu serta industri barang galian bukan logam telah menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kinerja kategori industri. Subkategori industri mamin mengalami peningkatan produksi sebagai persiapan menjelang momen Ramadan dan Idulfitri.
Selain itu, terjadi peningkatan volume perdagangan mobil dan motor yang signifikan diiringi dengan pulihnya kinerja sektor barang mendorong akselerasi perdagangan. Kebutuhan berkendara menjelang lebaran juga cukup menstimulus laju kategori ini.
“Di sektor pertanian, juga terjadi peningkatan produksi pada tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan,” imbuhnya.
Koordinator Tim Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jatim Nurul Andriana menambahkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,36 persen (yoy) dengan total kontribusi sebesar 60,62 persen.
Selain konsumsi rumah tangga, tambah Nurul, komponen lain seperti ekspor juga tumbuh 0,88 persen dengan kontribusi 47,63 persen, disusul PMTB (pengeluaran untuk barang modal) tumbuh 5,11 persen dengan kontribusi 26,79 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 1,93 persen, konsumsi LNPRT tumbuh 9,47 persen, dan impor tumbuh 0,05 persen.
“Seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan komponen dengan share terbesar masih mengalami pertumbuhan positif. Komponen pengeluaran dengan pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga) yang didorong adanya pelaksanaan Harlah 1 Abad NU,” jelasnya.