Bisnis.com, MALANG — Sektor pariwisata akan menjadi lokomotif perekonomian Malang Raya 2023 karena potensinya besar, baik amenity, destinasi artifisial, alam, maupun budaya.
Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai bergesernya pandemi menjadi endemi memberikan dorongan yang lebih kuat bagi sektor pariwisata Malang Raya untuk mengerek gerbong-gerbong ekonomi di kawasan tersebut.
“Pariwisata Kota Batu yang semakin atraktif memberikan daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujarnya, di Malang, Rabu (8/2/2023).
Selain itu, kata dia, destinasi pariwisata yang terus berkembang di wilayah Kabupaten Malang yang berbasis alam semakin memperkokoh posisi malang raya sebagai destinasi wisata utama di Jawa Timur.
Dengan perkembangan pariwisata di kedua wilayah tersebut, menurut dia, penikmat utama adalah Kota Malang. Kecerdikan pemerintah Kota Malang di dalam memberikan insentif fiskal kepada dunia usaha, khususnya penyedia akomodasi seperti perhotelan dan restoran membuat traveler lebih memilih di Kota Malang untuk stay, tarif hotel dan kuliner atau gastronomi menjadi lebih kompetitif di Kota Malang.
Hal ini dapat dilihat pada tingkat okupansi hotel di Kota Malang rata-rata di kisaran 50 persen-60 persen, lebih tinggi dari Kota Batu yang hanya pada kisaran 40 persen.
Baca Juga
Menurut dia, pariwisata akan menjadi lokomotif yang powerfull bagi perekonomian Malang Raya di tengah ancaman resesi global yang kemungkinan akan berimbas pada melambatnya beberapa sektor ekonomi seperti sektor industri manufaktur dan sektor informasi dan teknologi.
Sektor pariwisata akan melejitkan pertumbuhan gerbong-gerbong ekonomi diantaranya sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyedia akomodasi dan mamin, sektor perdagangan.
Oleh karena itu, kata Joko, pemerintah daerah di Malang Raya dengan kekuatan APBD 2023 di kisaran Rp7 triliun, APBD Kota Malang sekitar Rp2 triliun, Kab. Malang sekitar Rp4 triliun, dan Kota Batu sekitar Rp1 triliun, harus memaksimalkan belanja daerahnya untuk sektor-sektor yang produktif, khususnya penguatan UMKM, ekonomi kreatif dan pariwisata sehingga optimisme untuk tumbuh lebih tinggi di 2023 tetap terjaga.