Bisnis.com, PROBOLINGGO - Bawang goreng "Hunay" yang diproduksi oleh CV Dua Putri Sholehah di Kabupaten Probolinggo sukses melakukan ekspor perdana ke Singapura.
"Kami komunikasi sudah lama melalui media sosial. Alhamdulillah, kami bisa ekspor dengan memakai nama sendiri CV Dua Putri Sholehah, tetapi masih 300 kilogram dan masih uji coba karena masih perdana. Mudah-mudahan ke depan ada kelanjutannya," kata Owner Bawang Goreng 'Hunay' Nurul Khotimah dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Jumat (20/1/2023).
Menurutnya sebuah produk harus memiliki sertifikasi agar bisa ekspor ke luar negeri karena setiap negara mempunyai regulasi yang berbeda.
"Kami harus bisa mengikuti regulasi setiap negara yang menjadi negara tujuan ekspor. Harapan ke depan akan keberlanjutan dan pengembangan pasarnya berkembang," tuturnya.
Ia berharap ekspor bawang goreng tersebut tidak hanya di Singapura saja, tetapi juga negara lain yang membutuhkan produk tersebut agar peluang ekspornya lebih luas.
Sementara Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan bawang goreng "Hunay" telah melakukan dukungan ekspor sejak tahun 2019 berkolaborasi dengan berbagai perusahaan dan perseorangan.
Baca Juga
Mekarsari sebanyak 4 ton yang berjalan sejak tahun 2019-2021, Ibu Diana sebanyak 105 kg pada tahun 2020-2021, Amazone.com (perusahaan multinasional teknologi Amerika yang berfokus pada e-niaga) sebanyak 147,3 kg pada tahun 2020 dan Sari Raya sejumlah 1.000 kg pada tahun 2021.
"Pada Januari ini bawang goreng Hunay berhasil melakukan ekspor mandiri dengan memakai nama sendiri ke Mojo Traders PTE.LTD Singapura sejumlah 120 karton atau senilai 300 kg. Artinya ekspor mandiri saat ini sebesar 15 persen dari kapasitas produksi Hunay," katanya.
Ia menjelaskan salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor karena dapat menjadi cara para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja.
"Alhamdulillah, ekspor bawang goreng ke Singapura itu merupakan salah satu tahapan UMKM Probolinggo naik kelas karena mampu ekspor. Semoga bisa lebih banyak produk yang diekspor," ujarnya.