Bisnis.com, SURABAYA - Produsen makanan ringan PT Siantar Top Tbk (STTP) masih memasang proyeksi yang optimitis terhadap kinerja penjualan tahun depan yang dapat tumbuh dua digit di tengah tantangan ekonomi global.
Direktur Utama STTP, Armin mengatakan perseroan masih cukup optimistis terhadap pasar ke depan karena besarnya potensi yang ada di domestik bahkan pasar luar negeri untuk produk jajanan atau makanan ringan.
“Untuk itu tahun depan kita optimistis kinerja penjualan bisa tumbuh dua digit, sejalan dengan strategi perluasan distributor di pasar lokal dan ekspor,” Katanya Paparan Publik, Jumat (16/12/2022).
Dia mengatakan kinerja penjualan tahun ini hingga kuartal III/2022 saja sudah tercatat sebesar Rp3,57 triliun atau naik 17,41 persen atau bertambah Rp530 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp3,04 triliun. Hingga akhir Desember nanti, perseroan memproyeksikan pertumbuhan penjualan bisa mencapai 15 persen (Yoy).
“Peningkatan penjualan ini dikontribusi oleh penjualan domestik dan ekspor yang didukung dengan pemerataan network di masing-masing ritel, dengan melakukan distribusi yang merata dengan sistem spreeding coverage dan pentrasi distribusi lokal di seluruh Indonesia dan pasar eskpor,” jelasnya.
Meski mencatatkan kinerja penjualan yang meningkat, tetapi kinerja laba bersih mengalami penurunan. Tercatat hingga kuartal III/2022, kinerja laba bersih STTP sebesar Rp419 miliar atau turun -3,24 persen atau Rp14 miliar dibandingkan periode sama 2021 yang mampu mencapai Rp433 miliar.
Penurunan laba ini terjadi akibat adanya kenaikan harga bahan baku, terutama gandum sebagai bahan utama makanan ringan, selain itu juga ada peningkatan beban penjualan.
“Laba memang turun karena sepanjang tahun ini terjadi kenaikan harga bahan baku yang sangat tinggi, dan ini bukan hanya terjadi di negara kita tetapi internasional yang kenaikannya sampai 30 - 40 persen,” jelasnya.
Direktur STTP Suwanto menambahkan, perseroan sejauh ini sudah menerapkan fundamental untuk melihat kondisi ke depan yang dimulai sejak pandemi Covid-19 yang sejatinya tidak menguntungkan semua negara dan perusahaan.
“Kita sudah antisipasi dengan membangun kerja sama di luar dan dalam negeri. Network yang bagus inilah yang menyebabkan efisien dan efektif karena pelanggan cepat dan mudah untuk mendapatkan produk kita,” ujarnya.
Dia menambahkan selama ini penjualan di pasar ekspor telah berkontribusi sekitar 10 persen, dan sebanyak 90 persen diserap oleh pasar domestik. Pasar ekspor selama ini menyasar kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah yang cukup bagus perkembangannya.
“Kita kerja sama dengan beberapa negara seperti Arab Saudi dan Dubai yang cukup menjanjikan. Harapannya kita kembangkan ke negara lain,” imbuhnya.