Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan produsen makanan PT Siantar Top Tbk (STTP) mengejar pertumbuhan penjualan dua digit pada tahun ini dengan berbagai bauran strategi.
Direktur PT Siantar Top Tbk (STTP) Suwanto menjelaskan perseroan masih optimistis bisa tumbuh dua digit pada tahun 2024 meski ada tantangan dari dalam negeri maupun luar negeri. "Memang kuartal I/2024 belum tumbuh begitu bagus, tapi kami percaya akan maksimal, tumbuh dua digit sampai akhir tahun," jelasnya di sela-sela paparan publik di Surabaya, Selasa (25/6/2024).
Dia menggambarkan tantangan dari dalam negeri berupa daya beli yang masih tertekan. "Uang beredar di pasaran susah. Coba tanya pasar dan toko, mereka merasa uang beredar susah. Itu memengaruhi daya beli," tuturnya.
Sementara tantangan di luar negeri disebabkan dampak adanya sejumlah perang yang menyebabkan ongkos ekonomi naik. Jalur kapal logistik yang terdampak perang dan ancaman keamanan menjadikan ongkos pengiriman barang naik.
"Gambaran aja kalau dulu dari Indonesia ke Yordania ongkos kirim US$2.000-US$3000, kini US$8.000," katanya mengilustrasikan dampak ketegangan internasional terhadap bisnis di Indonesia.
Siantar Top sendiri memiliki pangsa pasar terbesar di dalam negeri. Namun demikian, perluasan pasar ke luar negeri tetap dilakukan. Bahkan pada periode 2023, pasar ekspor bisa tumbuh hingga 47%. Adapun tahun ini, pembukaan jaringan pasar ke Kanada dan Kazakhstan diyakini bisa mendorong kinerja.
Baca Juga
Sementara terkait tantangan berupa nilai tukar, Direktur STTP Armin, menjelaskan komposisi bahan impor untuk produksi berkisar 30%. "Kami masih ada persediaan, jadi tekanan nilai tukar belum begitu terimbas," jelasnya.
Siantar Top pada 2023 membukukan penjualan bersih Rp4,77 triliun dengan laba bersih Rp917 miliar. Dari total penjualan tersebut, kontribusi pasar lokal 83,76% dan penjualan ekspor 16,24%.