Bisnis.com, MALANG — BI Malang memperkirakan Kota Malang akan mengalami inflasi 0,23 persen pada Desember 2022 mengacu hasil Survei Pemantauan Harga sampai dengan pekan ke dua.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan inflasi tersebut didorong peningkatan harga komoditas pangan seperti tomat sayur, cabai rawit, dan telur ayam.
“Yang menahan inflasi, yani menurunnya harga cabai merah dan bawang merah,” katanya pada Workshop Inflasi di Malang, Selasa (13/12/2022).
Setelah mengalami deflasi pada November 2022, harga cabai rawit terpantau meningkat memasuki pekan pertama Desember 2022.
Harga beras, cabai rawit, daging ayam ras, gula pasir, minyak goreng, dan telur ayam ras, kata dika, cenderung mengalami tren peningkatan. Menjelang perayaan Nataru, sejak pekan ke tiga November, harga daging ayam dan telur ayam terpantau mengalami kenaikan, seiring rapel penyaluran BPNT November-Desember 2022.
Pergerakan harga cabai dan bawang merah di Kota Malang, kata dia, menunjukkan tren penurunan. Hal tersebut sejalan dengan masuknya panen dan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dilakukan secara masif.
Baca Juga
GNIP telah menjadi langkah penting dalam mengoptimalkan upaya pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi sebagai wujud upaya ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
Dia mengingatkan, harga beras secara konsisten terus meningkat seiring produksi yang berkurang di tengah tantangan cuaca.
Dia menilai, komoditas memerlukan perhatian seiring tren peningkatan harga yang masih terus berkelanjutan sejak awal Agustus 2022, baik di tingkat penggilingan maupun di tingkat konsumen untuk jenis beras kualitas bawah, medium, dan super.
Kebijakan penetapan kenaikan harga BBM bersubsidi, Samsun menilai, semakin menekan harga beras. Faktor kenaikan BBM memberikan tekanan tambahan di tengah tren harga beras yang terus meningkat.
Kenaikan BBM, mempengaruhi penyesuaian upah petani padi sekitar 25 persen dan meningkatkan transportasi logistik yang juga sebesar 35 persen. Pascapenaikan BBM, pemerintah juga turut mengeluarkan kebijakan penyaluran BPNT, salah satunya mencakup beras.
“Pemerintah memberikan BPNT pascapentapan kenaikan BBM, namun realisasinya dilakukan secara tidak teratur yang mengakibatkan ketidakstabilan pasokan beras di pasar dan berdampak pada kenaikan beras,” ucapnya.
Oleh karena itulah, dia merekomendasikan, adanya perluasan subsidi upah untuk dapat turut didistribusikan secara tepat sasaran kepada petani padi, di tengah adanya penyesuaian harga BBM
Pemanfaatan anggaran biaya tak terduga (BTT) yang dialokasikan untuk subsidi ongkos angkut agar dapat diprioritaskan kepada sejumlah kendaraan pengakut beras sehingga dapat menekan harga dalam waktu dekat. Selain itu, perlu peningkatan penggunaan teknologi pertanian untuk efisiensi biaya operasional.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan dalam dua bulan terakhir penyajian angka inflasi oleh BPS menekankan pada angka year on year. Terlebih lagi tahun ini inflasi mengalami peningkatan yang tajam akibat adanya berbagai tekanan ekonomi global maupun nasional.
“Karena itulah, penjelasan dan ulasan angka inflasi yang disampaikan di media jangan sampai menimbulkan kepanikan bagi masyarakat," jelasnya.