Bisnis.com, SURABAYA — Jumlah emiten di Jawa Timur (Jatim) terus bertambah dari 38 emiten pada 2019 menjadi 58 emiten pada kuartal I/2025.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jatim, Yunita Linda Sari, mengatakan dana yang dihimpun dari Initial Public Offering (IPO) mencapai Rp15,2 triliun.
Sektor industri pengolahan mendominasi sebanyak 30 emiten dengan dana yang terhimpun dari sektor ini sebesar Rp10,4 triliun.
"Sebagai hasil kerja sama dengan IDX Provinsi Jatim sampai dengan Maret 2025 sudah ada 24 calon emiten yang memiliki potensi untuk IPO," ujar Yunita Linda Sari dalam Media Briefing di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Rabu (14/05/2025).
Sedangkan jumlah Single Investor Identification (SID) di Jatim mencapai 1,8 juta investor. Dengan jumlah itu, Jatim menjadi peringkat 3 besar wilayah di Indonesia dengan jumlah investor terbanyak, di bawah Jawa Barat dengan 2,9 juta investor dan DKI Jakarta sebanyak 3,4 juta investor.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai peningkatan jumlah emiten di kuartal I/2025 ini mengindikasikan bahwa perekoniman Jawa Timur masih atraktif untuk dunia usaha.
Baca Juga
Hal ini sejalan dengan kenaikan daya saing Jawa Timur yang menempati peringkat 4 dari seluruh provinsi di Indonesia.
Fakta ini mencerminkan terjadi perbaikan dalam pilar-pilar investasi seperti infrastruktur, birokrasi perijinan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan pilar lainnya.
Perbaikan pilar-pilar investasi ini diharapkan menajdi modal dalam memperkuat Jawa Timur sebagai daerah tujuan investasi di tingkat domestik, regional Asean, dan global.
Selanjutnya, program-program literasi keuangan yang dilakukan secara berkelanjutan oleh BI dan OJK berdampak pada literasi keuangan masyarakat, sehingga preferensi dan pilihan instrumen investasi masyarakat semakin beragam.
Hal itu berdampak pada terus meningkatnya jumlah investor dari Jatim masuk ke pasar modal (bursa efek).