Bisnis.com, SURABAYA — Koperasi Serikat Bisnis Pesantren (KSBP) di Jawa Timur pada tahun lalu berhasil mencatatkan kinerja peningkatan aset dan omzet yang signifikan seiring dengan pembangunan pusat distribusi/distribution center.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Budi Hanoto menjelaskan KSBP ini dibentuk oleh perwakilan 17 pondok pesantren bersama dengan Gubernur BI, Ketua Dewan Komisioner OJK dan Gubernur Jatim melalui deklarasi pada penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) pertama.
“KSBP sendiri merupakan cikal bakal pembentukan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) yang pada akhirnya mendukung pengembangan Hebitren di tingkat nasional yang menjadi wadah untuk menghimpun seluruh ponpes di Indonesia,” katanya saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) Fesyar 2022 dengan pemimpin media di Surabaya, Selasa (6/9/2022).
Adapun 17 pondok pesantren yang merupakan anggota KSBP Jatim di antaranya adalah Ponpes Tebuireng Jombang, Bahrul Ulum Jombang, Lirboyo Kediri, Gontor Kediri, Sunan Drajat Lamongan, Langitan Tuban, Al-Amin Sumenep, Nurul Jadid Probolinggo, Sidogiri Pasuruan, An-Nur 1 Malang, An-Nuqoyah Sumenep, Slafiyah Syafi’iyah Situbondo, Miftahussunna Surabaya, Qomaruddin Gresik, Al-Fitrah Surabaya dan Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Budi menjelaskan, transaksi jual beli pada KSBP dimulai sejak 2019, dan pada 2021, KSBP berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang siginifikan yakni mencapai aset sebesar Rp9,15 miliar. Sedangkan omset penjualan KSBP mencapai Rp1,26 miliar.
“Terdapat sejumlah strategi yang dilakukan KSBP untuk meningkatkan nilai ekonomi syariah, salah satunya pembangunan distribution center untuk mengelola laju distribusi barang agar cepat dalam pemenuhan kebutuhan pesantren yang masing-masing memiliki jumlah santri yang tidak sedikit,” katanya.
Baca Juga
Distribution Center KSBP ini dibangun di 3 lokasi melalui Program Bantuan Sosial Bank Indonesia (PSBI), yakni di Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Ponpes Bahrul Ulum Jombang dan Ponpes Nurul Jadid di Probolinggo.
Selain itu, lanjut Budi, kegiatan usaha KSBP juga telah berjalan dengan sistem penjualan online dan offline, dengan mayoritas transaksi penjualan berupa kebutuhan pokok pondok pesantren hingga kebutuhan lainnya.
Budi menambahkan, sejalan dengan upaya mendorong ekonomi syariah, BI Jatim juga bersinergi dengan Pemprov melalui program One Pesantren One Product (OPOP).
“Dalam prorgam ini BI berperan untuk menyelenggarakan sertifikasi profesi dan pelatihan bagi santri, alumni santri serta pesantren di Jatim,” imbuhnya.