Bisnis.com, SURABAYA - PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (PNEP) dengan kode saham ELPI merencakan sejumlah strategi untuk mengembangkan bisnis dalam waktu dekat dan jangkap panjang dari hasil perolehan dana segar Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp222,4 miliar.
Direktur Utama ELPI, Eka Taniputra mengatakan perseroan telah berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2022 dengan harga penawaran perdana Rp200/lembar saham.
“Perseroan telah menawarkan kepada para investor sebanyak 1.112 juta saham atau setara 15 persen saham. Sejak ditawarkan ke publik, ELPI sudah meraup dana segar Rp222,4 miliar,” jelasnya dalam paparan publik, Senin (8/8/2022).
Dia mengatakan hasil perolehan dana IPO tersebut nantinya akan diinvestasikan untuk membeli kapal sebanyak 50 persen. Dalam waktu dekat, ada satu kapal Anchor Handling Tug Supply Vessel (AHTS) dan rencananya akan take over pada September ini.
“Kita juga akan terus meningkatkan pembangunan infrastruktur baik di darat maupun lepas pantai untuk mendukung pengeboran laut. Selain itu kita juga akan ekspansi di lini bisnis layanan penarikan kapal tugboat dan kapal penyelamatan, termasuk menjajaki bisnis kapal ro-ro, kontainer, dan breakbulk,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, perseroan akan melakukan akusisi perusahaan yang bergerak di layanan bawah laut (under water), serta akan melakukan modifikasi kapal untuk menunjang untuk survei geofisika dan geoteknik.
Baca Juga
“Ini merupakan rencana kami untuk jangka panjang, kemungkinan tahun depan,” imbuhnya.
Eka menambahkan, perseroan yang selama ini menyasar segmen logistik dan offshore, shipping enginering, underwater service, dan training & development juga tengah menjajaki pangsa pasar luar negeri, salah satunya Malaysia.
“Pangsa pasar luar negeri yang kami jajaki tidak terlalu jauh dari Indonesia, karena industri kapal ini butuh skil teknis cukup tinggi maka ekspansi ke luar negeri yang dekat agar logsitik dan SDM tidak repot. Malaysia ini merupakan tahap awal, dalam 5 tahun ke depan masih ada pasar potensial lain seperti offshore Vietnam, Myanmar, hingga Timur Tengah yang banyak terdapat tambang minyak offshore,” jelasnya.
Direktur Finansial ELPI, Efilya Kusumadewi menjelaskan pada tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp600 miliar atau tumbuh 10 persen dibandingkan capaian 2021. “Hingga semester I/2022 sudah tercapai sekitar 50 persen atau sesuai dengan target yang ditetapkan,” ujarnya.
Adapun selama ini segmen pasar di bidang offshore termasuk logistiknya telah berkontribusi sekitar 90 persen dari total pendapatan perusahaan. Berharap kontribusi pasar di bidang lainnya ke depan bisa semakin meningkat.