Bisnis.com, SURABAYA - PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) gencar menjajaki potensi pasar produk pendukung energi baru terbarukan (EBT) salah satunya perlengkapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa solar panel frame (kerangka aluminium untuk solar panel).
Presiden Direktur INAI Alim Markus mengatakan situasi pandemi Covid-19 yang membuat goyah finansial secara global, ditambah peperangan antara Rusia - Ukraina tidak membuat perseroan menyerah.
“Bahkan perseroan sedang merencanakan pengembangan bisnis yang lebih potensial, salah satunya masuk di pasar produk yang mendukung energi terbarukan,” katanya seusai RUPS INAI, Senin (18/7/2022).
Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir mulai banyak permintaan akan produk aluminium ekstrusion pendukung perlengkapan panel surya yakni dalam bentuk solar panel frame dan part.
Menurutnya, tren tersebut cepat atau lambat akan diikuti oleh seluruh dunia karena gencarnya kampanye lingkungan untuk menurunkan efek rumah kaca dan pemanasan global dengan cara menghasilkan sumber enegri rendah karbon.
“Jadi setidaknya dalam beberapa tahun mendatang sebagian kapasitas produksi INAI akan diarahkan pada sektor tersebut,” imbuhnya.
Baca Juga
Direktur INAI Cahyadi Salim mengatakan kinerja INAI pada periode Januari - Mei 2022 ini mampu mencatatkan penjualan mencapai Rp619,6 miliar atau naik 19,5 persen dibandingkan periode sama 2021 yakni Rp518,3 miliar.
“Peningkatan penjualan ini didorong oleh pertumbuhan di pasar ekspor yang tercatat Rp372,4 miliar atau naik 22,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp304,2 miliar,” katanya.
Sementara di pasar domestik, pada Januari - Mei 2022 tercatat Rp247,2 miliar naik 15,4 persen dibandingkan periode sama 2021 yakni Rp214,1 miliar.
Cahyadi mengatakan di tengah lesunya pasar domestik, perseroan mampu mencari celah lain di pasar ekspor sehingga mendorong peningkatan kontribusi ekspor menjadi 60,1 persen, naik dibandingkan sebelumnya hanya 58,7 persen.
“Penurunan penjualan di pasar domestik terjadi sejak tahun lalu akibat masih lesunya sektor konstruksi, proyek-proyek belum banyak yang jalan. Tentu kami tidak diam, kami mencari celah di luar negeri dengan produk yang punya value added, ya solar panel frame inilah salah satunya yang berkontribusi,” ujarnya.
Adapun untuk kinerja penjualan perusahaan Maspion Group pada 2021 ini tercatat sebesar Rp1,4 triliun naik 39,7 persen dibandingkan 2020 yakni Rp1 triliun. Dari kinerja tahun lalu, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp4 miliar naik 8,2 persen dibandingkan 2020 yakni Rp3,9 miliar.