Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur pada semester I/2022 berhasil mencatatkan kinerja ekspor non migas mencapai US$11,34 miliar atau naik 14,29 persen dibandingkan semester I/2021 yang hanya US$9,92 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan peningkatan kinerja ekspor non migas di Jatim ini seiring dengan pemulihan ekonomi Jatim setelah 2 tahun terdampak pandemi.
“Sepanjang Januari - Juni 2022 ini, pertumbuhan ekspor non migas Jatim tertinggi adalah dengan tujuan ke beberapa negara Asean seperti Malaysia, Vietnam dan Thailand,” katanya dalam paparan BRS, Jumat (15/7/2022).
Dia menjelaskan capaian ekspor semester I tahun ini juga tidak lepas dari pertumbuhan kinerja ekspor di setiap bulannya. BPS mencatat, ekspor non migas Jatim pada Juni 2022 mencapai US$1,90 miliar naik 0,94 persen dibandingkan Juni 2021 yakni US$1,88 miliar.
“Begitu juga bila Juni 2022 dibandingkan dengan Mei 2022 yang mencapai US$1,71 miliar, maka ekspor kita naik 11,12 persen,” imbuhnya.
Adapun ekspor non migas Jatim pada Juni 2022 ini disokong oleh sejumlah sektor seperti ekspor dari sektor pertanian tercapai US$64,19 juta naik 23,30 persen (month to month/mtm), tetapi turun -1,88 persen (year on year/yoy), disusul sektor industri pengolahan tercapai US$1,82 miliar naik 10,65 persen (mtm) dan naik 0,75 persen (yoy).
Baca Juga
Sementara ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya pada Juni 2022 tercapai US$9,76 juta naik 30,67 persen (mtm) dan naik 118 persen (yoy).
Produk ekspor dari Jatim yang mengalami permintaan pasar pada periode tersebut di antaranya seperti lemak dan minyak hewan nabati, pupuk, ikan, krustasea dan moluska, kertas dan karton, serta perabotan, lampu dan alat penerangan. Sedangkan produk yang mengalami penurunan permintaan di antaranya ampas dan sisa industri makanan, bahan kimia organik, besi dan baja, perhiasan permata, dan tembaga.
Untuk negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan permintaan barang dari Jatim di antaranya adalah India, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris. Sedangkan negara yang mengalami penurunan permintaan barang yakni Spanyol, Uni Emirat Arab, Singapura, Vietnam dan Thailand.
Sepanjang semester I/2022 ini, pangsa ekspor Jatim terbesar masih dikontribusi oleh AS 17,68 persen, disusul Jepang 15,20 persen, China 13,01 persen, Malaysia 8,56 persen, Vietnam 3,77 persen, Thailand 3,60 persen, Koresa Selatan 3,45 persen, India 3,37 persen, Belanda 2,61 persen dan Australia 2,21 persen.