Bisnis.com, SURABAYA - Toko penyedia kopi atau coffee shop dan roaster alias penggoreng biji kopi di Jatim tumbuh subur seiring meningkatnya antusiasme masyarakat terhadap produk ini.
Triadi Setiawan, pemilik Ini Kopi Malang (merek untuk coffee shop dan perusahaan roasting), mencatat sepuluh tahun belakangan jumlah coffee shop dari ratusan kini mencapai ribuan. Kedai kopi tidak melulu menyediakan kopi dan penganan penyerta, tetapi juga menghadirkan live music untuk memikat pengunjung.
Di Kota Malang, kata dia, di sepanjang Jl Sudimoro, ada ratusan kedai kopi. Aplikasi google map merekam itu. Semaraknya kawasan ini mencerminkan kegairahan permintaan masyarakat terhadap kopi.
Pemain bisnis segmen ini juga beragam, ada yang benar-benar serius, ada juga yang sekadar coba-coba. Strategi pemasarannya kerap kali memanfaatkan jaringan teman, jaringan komunitas, jaringan seprofesi, dan lainnya.
Banyaknya pengunjung menjadi salah satu daya tarik kedai. Menurut Iwan, ini memunculkan fenomena banting harga. Dampaknya sulit untuk mengerek harga kopi di coffee shop secara umum di Jatim. Kondisi ini menyebabkan bisnis ini untuk balik modal paling tidak 3-4 tahun.
Namun uniknya, kata dia, meski bisnis penyedia kopi persaingannya sangat ketat, tetap saja muncul kedai baru. Dengan kondisi seperti itu, minuman kopi yang disajikan sulit untuk mencapai posisi sangat berkualitas.
Baca Juga
Menjamurnya coffee shop, memunculkan pengusaha roasting/sangrai kopi. Tak jarang kedai juga menjadi penyangrai mandiri. Fenomena ini di satu sisi menghasilkan kopi murah, tetapi di lain sisi roast bean yang dihasilkan sangat beragam kualitasnya.
"Harga kopi roasted menjadi sulit dikerek. Hanya perusahaan roasting dengan pasar segmented yang mampu menjaga harga kopi roasting dengan harga yang wajar, sesuai dengan harga keekonomiannya," jelasnya.
Sementara fenomena pasar juga tidak melulu diisi penyuka kopi murni. Olahan kopi perpaduan dengan bahan lain seperti susu, ice cream, cokelat, juga banyak digemari. Kondisi pasar yang seperti ini menjadikan bisnis menyangrai marak sehingga berimbas ke kualitas yang beragam.
Menurutnya keseimbangan pasar kopi sangrai berkualitas dengan yang asalan akan terbentuk sendiri ke depan. Terlebih bila nantinya semakin banyak konsumen membutuhkan kopi yang berkualitas baik.
Sedangkan untuk menyiasati agar coffee shop dan perusahaan roasting bisa dapat bertahan, maka tidak bisa tidak harus mengikuti selera pasar, mencari pasar segmented, maupun inovasi dengan menjual ambience sehingga tempatnya menjadi instagramable, ada hiburan live music, dan lainnya.(K24)
Bisnis Indonesia didukung, Bank Jatim, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, PT Perkebunan Nusantara XII, MPM Honda Jatim, Indosat, Honda Surabaya Center, Perkebunan Kopi Tugu Kawisari Blitar dan Hotel Tugu Malang, Hotel Luminor Sidoarjo dan Banyuwangi, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, menggelar Jelajah Kopi Jatim 2022 dengan berkunjung ke sentra pengembangan kopi di Jawa Timur, 5-7 Juli. Reportase tim diharapkan bisa menambah informasi dan inspirasi bagi pembaca. |