Bisnis.com, PASURUAN — Menikmati kopi kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dunia tanpa batasan kasta. Setiap insan juga dengan mudah menikmati seduhan kopi dengan bermacam cara dan rasa.
Sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia, Jawa Timur menyimpan sejuta rasa dari setiap biji kopi yang ditanamnya. Kopi Sukmojati dari Pasuruan misalnya. Nama Sukmojati ini terinspirasi dari posisi lahan kopi petani yang berada di Petilasan Mbah Sukmojati.
Kopi ini ditanam oleh petani rakyat di lereng Gunung Ringgit, sekitar Gunung Arjuna dan Gunung Welirang. Kopi yang dihasilkan di sini juga memiliki perpaduan karakter rasa kopi yang manis dengan sedikit asam untuk kopi jenis arabika. Sedangkan kopi Robusta Sukmojati hadir dengan rasa cenderung gurih dan sedikit asam.
“Kopi kami ditanam di ketinggian 700 - 1.360 meter dari permukaan air laut (mdpl) di bawah Gunung Ringgit, dengan total luasan lahan produktif sekitar 11 hektare,” kata Jumali, salah satu petani Kopi Sukmojati saat ditemui Tim Jelajah Kopi Jatim, pada Selasa (5/7/2022).
Pengembangan tanaman kopi di kawasan Prigen Pasuruan ini merupakan binaan Yayasan Cempaka yang memang cukup fokus terhadap konservasi alam. Sedikitnya ada sekitar 36 petani yang tergabung dalam kelompok tani Sukmojati. Sebelumnya, pembinaan petani dilakukan oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan lahan disediakan oleh Perhutani.
Jumali menyebut bahwa produktivitas tanaman kopi Sukmojati ini terbilang cukup rendah. Rata-rata produksi per tahun hanya sekitar 2,4 ton dan cukup stagnan. Untuk jenis Arabika saja berproduksi hanya 800 kg/tahun, bahkan tahun ini turun 50 persen menjadi 400 kg.
Baca Juga
“Banyak tantangan yang harus dihadapi petani kopi, khususnya di kawasan ini. Selain karena cuaca dengan curah hujan tinggi, ada juga gangguan hama Seperti tikus, bajing, dan monyet hutan yang paling berbahaya karena memakan buahnya dan mematahkan ranting-ranting pohon,” katanya.
Petani Kopi Sukmojati sendiri terus berupaya untuk mengatasi kendala dari sisi cuaca melalui observasi varietas tanaman agar lebih tahan terhadap iklim, yakni dengan cara sambung pucuk yakni menanam batang Arabika disambung atasnya dengan batang Robusta.
Untuk menghemat biaya produksi, petani di sini juga jarang menggunakan pupuk kimia, dan lebih banyak mengoptimalkan pupuk kandang dan kompos.
Sejauh ini, pemasaran kopi Sukmojati berupa greenbean, bubuk dan roast bean dipasok langsung ke sejumlah kafe dan roastery di berbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Bojonegoro, Surabaya dan Sidoarjo.
“Sedangkan untuk permintaan industri belum dapat kami penuhi, karena mereka minta 8 ton dalam sekali pengiriman. Sebetulnya sangat potensi sekali, dengan permintaan tinggi tapi dari kebun produktvitasnya rendah,” imbuh Jumali.
Produk kopi Sukmojati yang bisa didapat di Kedai Hutan Cempaka, Gamoh, Dayurejo, Kecamatan Prigen, Pasuruan ini dijual dengan harga Rp45.000/kg untuk jenis Fine Robusta, sedangkan untuk Arabika dijual seharga Rp95.000/kg.
Bisnis Indonesia didukung, Bank Jatim, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, PT Perkebunan Nusantara XII, MPM Honda Jatim, Indosat, Honda Surabaya Center, Perkebunan Kopi Tugu Kawisari Blitar dan Hotel Tugu Malang, Hotel Luminor Sidoarjo dan Banyuwangi, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, menggelar Jelajah Kopi Jatim 2022 dengan berkunjung ke sentra pengembangan kopi di Jawa Timur, 5-7 Juli. Reportase tim diharapkan bisa menambah informasi dan inspirasi bagi pembaca. |