Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Hewan Magetan Ditutup Sementara Dampak Temuan PMK

Dinas terkait telah melakukan usaha preventif dengan melakukan pemeriksaan hewan yang masuk ke Magetan.
Suasana di pasar hewan. Ilustrasi. Foto dokumen./Antara-Budi Candra Setya
Suasana di pasar hewan. Ilustrasi. Foto dokumen./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, MAGETAN - Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menutup sementara aktivitas sejumlah pasar hewan di wilayahnya sebagai upaya mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) menyusul temuan 25 ekor sapi dinyatakan positif terjangkiti virus tersebut.

Bupati Magetan Suprawoto mengatakan atas temuan puluhan sapi yang positif PMK tersebut, jajarannya di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan langsung melakukan lockdown sapi-sapi di wilayah yang terjangkit.

"Selain me-lockdown, kami juga menutup pasar hewan untuk sementara sehingga tidak ada lagi mobilitas. Mudah-mudahan dengan ini bisa mencegah penularan, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar pada peternak Magetan," ujar Bupati Suprawoto di Magetan, Selasa (17/5/2022).

Menurut bupati, dinas terkait telah melakukan usaha preventif dengan melakukan pemeriksaan hewan yang masuk ke Magetan. Namun setelah ditemukannya kasus positif, Pemkab Magetan mengambil kebijakan menutup sementara pasar hewan untuk mencegah penularan. Dinas terkait menilai penularan PMK tersebut berasal dari ternak luar daerah yang masuk Magetan.

Dengan penutupan pasar hewan, maka mobilitas ternak dibatasi. Sebab, jika tidak ditutup, maka dikhawatirkan aktivitas di pasar tersebut dapat menjadi sarana transmisi PMK.

Bupati juga berpesan kepada peternak supaya menjaga ternak masing-masing, dengan sering menyemprotkan disinfektan dan jangan terlalu banyak beraktivitas di kandang untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan virus terbawa ke ternak.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan Nur Haryani mengatakan meskipun PMK merupakan penyakit ternak menular akan tetapi tidak menular ke manusia. Ternak yang positif juga masih bisa disembuhkan asal segera ada pelaporan secara dini ke Dinas Peternakan dan Perikanan.

"Per tanggal 15 Mei 2022, Kabupaten Magetan dinyatakan positif, sehingga perlu segera kita lakukan upaya-upaya penanggulanganya karena dampaknya akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak," kata Nur.

Selain tidak menular ke manusia, Nur juga memastikan bahwa produk asal hewan yang terjangkiti PMK, baik itu daging maupun susu, tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi manusia asalkan dilakukan pengelolaan dan pengolahan secara baik dan benar.

Saat ini timnya terus memantau, mendampingi, dan mengobati ternak di Magetan yang terkena PMK sampai dinyatakan sembuh. Pihaknya berharap, jumlah ternak kaki empat yang terjangkit PMK tidak bertambah.

Untuk itu, Nur meminta para peternak waspada dengan kondisi sapi atau kambingnya, jika muncul gejala PMK, segera melapor ke dinas terkait untuk segera diobati.

Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan menemukan sebanyak 25 ekor sapi dinyatakan positif terjangkit PMK. Diduga ternak yang terpapar PMK tersebut berasal dari daerah luar yang masuk ke Magetan.

Sebanyak 25 sapi terjangkit PMK itu terdapat di Desa Sugihrejo, Kecamatan Kawedanan dan Desa Turi, Kecamatan Panekan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper