Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Properti di Surabaya Diprediksi Naik 100 Persen, Begini Kata Broker

Kenaikan PPN menjadi 11 persen dan adanya kenaikan suku bunga tidak akan terlalu mempengaruhi orang untuk tidak membeli properti.
Wisatawan menyusuri sungai dengan perahu wisata di Sungai Kalimas, Surabaya, Jawa Timur, berlatar belakang gedung tinggi lanskap Kota Pahlawan, Jumat (15/4/2022)./Antara-Rizal Hanafi.
Wisatawan menyusuri sungai dengan perahu wisata di Sungai Kalimas, Surabaya, Jawa Timur, berlatar belakang gedung tinggi lanskap Kota Pahlawan, Jumat (15/4/2022)./Antara-Rizal Hanafi.

Bisnis.com, SURABAYA - Broker properti di Surabaya memprediksi kondisi pasar properti tahun ini bakal tetap tumbuh lebih bagus meskipun muncul sejumlah tantangan baru seperti kenaikan PPN menjadi 11 persen dan dampak kebijakan The Fed yang berencana menaikkan bunga.

CEO Propnex Indonesia, Luckyanto mengatakan sejak tahun lalu, penjualan properti sudah menunjukkan kinerja yang membaik dibandingkan 2020 saat awal terjadinya pandemi Covid-19.

“Jika dirinci, tahun lalu mulai kuartal I kita masih mengalami stabilisasi properti, kemudian mulai April - Juni itu drop hampir 70 persen karena saat itu terjadi kasus varian Delta, tetapi itu enggak berlangsung lama karena Agustus - September naik cepat,” katanya, Senin (18/4/2022).

Dia menjelaskan tahun lalu Propnex sendiri mencatatkan transaksi penjualan properti sebesar Rp2 triliun atau naik 300 persen dibandingkan kondisi 2020. Kontribusi penjualan juga didominasi oleh properti landed house dengan harga rumah berkisar Rp2 miliar - Rp5 miliar.

“Sedangkan untuk permintaan apartemen masih rendah, kalaupun ada penjualan apartemen itu hanya apartemen second, ini sejalan dengan kondisi developer apartemen yang menunda proyeknya karena pandemi,” ujarnya.

Menurutnya, peningkatan kondisi pasar properti pada tahun lalu meski masih dalam situasi pandemi terjadi karena banyak harga properti yang miring. Sejumlah investor yang masih memiliki dana cash memutuskan untuk membeli properti di saat harganya murah, berbeda dengan 2020 banyak investor yang masih wait and see.

“Tahun lalu investor sudah lebih cepat memutuskan, ditambah banyak stimulus bebas PPN, dan adanya tax amnesty ini membuat akhir 2021 banyak orang yang berburu properti karena mereka tau ada wacana pengampunan pajak sampai Juni nanti,” ujarnya.

Lucky menambahkan begitu juga tahun ini, Propnex memperkirakan penjualan properti bisa tumbuh 100 persen. Menurutnya kenaikan PPN menjadi 11 persen dan adanya kenaikan suku bunga tidak akan terlalu mempengaruhi orang untuk tidak membeli properti.

“Pengaruh pasti ada, tapi selama ini mereka membayar 10 persen PPN tidak terlau berbeda kenaikannya cuma 1 persen, tetapi kan di sini pemerintah juga beri stimulus untuk investasi properti, dan adanya tax amnesty juga sangat membantu mendorong pasar high end atau rumah mewah,” ujarnya.

Dia mengatakan pada awal tahun ini saja, penjualan rumah mewah melalui Propnex dari Januari - Maret 2022 sudah mencapai Rp300 miliar dengan harga rumah sampai Rp40 miliar. Pencapaian di kuartal I untuk rumah mewah ini sudah naik 150 persen.

“Sementara untuk kondisi pasar apartemen tahun ini juga akan ada kenaikan lebih baik lagi, karena developer akan memberikan stimulus sebab tidak mungkin developer menahan barang jualannya terlalu lama, apalagi gedung tinggi harus segera dibangun untuk segera serah terima kepada pembeli yang sudah ada,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper