Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Dorongan Inflasi Jatim Lebih Tinggi

Meski tahun ini diperkirakan meningkat tetapi masih tetap terjaga di sasaran inflasi plus minus 3 persen sampai 4 persen (yoy)
Calon konsumen memilih buah kurma kemasan di salah satu toko kurma di Kawasan Wisata Religi Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/4/2022). Kurma menjadi salah satu menu buka puasa yang banyak dicari konsumen selama bulan Ramadhan./Antara-Didik Suhartono.
Calon konsumen memilih buah kurma kemasan di salah satu toko kurma di Kawasan Wisata Religi Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/4/2022). Kurma menjadi salah satu menu buka puasa yang banyak dicari konsumen selama bulan Ramadhan./Antara-Didik Suhartono.

Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur memperkirakan tren inflasi di Jatim tahun ini akan meningkat sejalan dengan potensi berlanjutnya perbaikan permintaan domestik termasuk adanya momen Ramadan dan Lebaran.

Kepala BI Jatim, Budi Hanoto mengatakan meski tahun ini diperkirakan meningkat tetapi masih tetap terjaga di sasaran inflasi plus minus 3 persen sampai 4 persen (yoy), dibandingkan tahun sebelumnya plus minus 2 persen sampai 3 persen.

“Ke depan memang ada kenaikan, menurut kami tahun ini untuk inflasi tahunan kita ada di plus minus 3 persen tetapi tidak sampai 4 persen. Ini didorong oleh adanya kenaikan harga-harga barang sejak Maret lalu, juga saat Ramadan dan Lebaran nanti,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (4/4/2022).

Dia mengatakan pada Maret 2022, Jatim memang telah mencatatkan inflasi bulanan yang cukup tinggi yakni 0,71 persen lebih tinggi dari Februari 2022 yang hanya 0,05 persen, bahkan lebih tinggi dari inflasi nasional pada Maret 2022 yakni 

“Februari inflasinya hanya 0,05 persen, tiba-tiba boom pada Maret, yang tentunya ini akan membawa inflasi tahunan kita naik,” katanya.

Budi menjelaskan, kenaikan inflasi ini menunjukkan bahwa ekonomi Jatim semakin bergerak lebih cepat. Bahkan terlihat inflasi terjadi lebih banyak disebabkan oleh kenaikan harga bahan pangan.

“Mungkin memang agak berat untuk menekan inflasi lagi karena beberapa kenaikan harga pangan ditentukan oleh kondisi global, misalnya seperti harga telur ayam karena harga pakan ternak juga naik, begitu juga minyak goreng,” jelasnya.

Meski begitu, lanjut Budi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim dan Pemprov Jatim rutin menggelar operasi pasar di berbagai tempat untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Lebaran.

“Bu Gubernur Khofifah juga rajin melakukan misi dagang ke daerah-daerah sehingga lumbung pangan Nusantara mencatatkan beberapa prestasi,” katanya.

Budi menambahkan, ke depan jika status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) semakin baik, tidak menutup kemungkinan terjadi inflasi tinggi, ditambah lagi akan banyak event-event internasional di berbagai daerah di Indonesia yang akan mendorong kinerja konsumsi.

“Kelihatannya memang ada kenaikan inflasi tinggi, tetapi sebenarnya tidak, karena pada saat pandemi inflasi kita sangat rendah karena tingkat penyerapan pasar juga rendah,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper