Bisnis.com, MALANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mewaspadai kenaikan inflasi pada April bersamaan dengan momentum Ramadan dan Lebaran.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan sulit menghindari adanya kenaikan inflasi pada Ramadan dan Lebaran, namun harus dilakukan langkah-langkah agar jika pun terjadi inflasi, maka angkanya tidak terlalu tinggi, masih dalam batas wajar.
“Yang perlu dipahami, inflasi terjadi tidak hanya terkait masalah permintaan, tapi juga terkait masalah pasokan,” ujarnya pada Webinar Ekonomi Kota Malang Bangkit, Senin (4/4/2022).
Dia memperkirakan pula, inflasi 2022 akan terjaga stabil, setelah mengalami low inflation trend selama 2021. Kenaikan inflasi ditengarai terjadi seiring dengan pemulihan ekonomi yang didukung oleh perluasan vaksinasi Covid-19 dan berimplikasi pada peningkatan permintaan domestik dan kembali optimalnya operasional sektor ekonomi.
Risiko pendorong inflasi di Kota Malang, kata dia, yakni penurunan kasus varian omicron mendorong permintaan domestik. Adapula potensi berlanjutnya kenaikan harga kedelai. Selain itu, berlanjutnya kenaikan bahan baku turunan minyak sawit oleochemical.
Periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) yang lebih longgar mendorong permintaan komoditas. Kebijakan pemangkasan DOC pada 2021 yang berdampak terhadap pasokan daging ayam ras.
Baca Juga
Berbagai langkah TPID, dia meyakinkan, ditujukan menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi. BI Malang juga mendorong adanya kerja sama sisi hilir dan hulu. (K24)