Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengklaim telah mencapai target kinerja sebanyak 96,41 persen dari target total sebanyak 2.619 indikator yang ingin dicapai.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan salah satu indikator kinerja yang berhasil diraih Pemprov Jatim yakni pencapaian pendapatan 2021 sebesar Rp34,2 triliun atau setara 103,97 persen dari target semula Rp32,9 triliun.
“Alhamdulillah, capaian pendapatan APBD Jatim 2021 menduduki posisi tertinggi secara prosentatif di tingkat nasional berkat kerja keras kita bersama,” katanya, Senin (28/3/2022).
Adapun realisasi pendapatan daerah 2021 dari komponen Pendapatan Asli daerah (PAD) mencapai Rp18,9 trilliun atau 110,58 persen dari target Rp17,1 trilliun. Disusul pendapatan transfer Rp15,1 trilliun atau 97,12 persen dari target Rp15,6 trilliun serta lain lain pendapatan daerah yang sah mencapai Rp150,5 milliar atau 75,2 persen dari target Rp200,2 milliar.
Khusus PAD banyak dikontribusi oleh komponen dari pajak daerah tercapai Rp15,4 trilliun atau 108,25 persen dari target Rp14,2 trilliun. Selain PAD, pendapatan juga disumbang oleh retribusi daerah Rp110,9 milliar atau 100,5 persen, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan tercapai Rp408,6 milliar atau 101,02 persen dari target Rp 404.5 milliar serta lain lain PAD yang sah tercapai Rp3 trilliun atau 126,59 persen dari target Rp2,3 trilliun.
Dari sisi kinerja belanja yang direncanakan sebesar Rp36,6 trilliun telah terealisasi sebesar Rp33,8 trilliun atau 92,44 persen yang terdiri dari belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.
Baca Juga
Khofifah mengatakan begitu juga dari sisi kinerja ekspor, pada tahun lalu ekspor Jatim meningkat 30,12 persen. Sedangkan perdagangan antar Pulau dan antar provinsi juga meningkat 159,01 persen dari Rp91,16 triliun menjadi Rp236,11 triliun.
“Setiap bulan kami memaksimalkan misi dagang antara provinsi Jatim dengan provinsi lain untuk meningkatkan perekonomian Jatim dan mitra dagang," imbuhnya.
Dari sisi kinerja investasi, lanjut Khofifah, Jatim pun mecatatkan investasi Rp79,5 triliun atau naik 1,5 persen (yoy). Investasi terdiri dari PMA Rp27 triliun, dan PMDN Rp52,5 triliun.
Dia menambahkan, terkait ketimpangan penduduk miskin, Jatim juga berhasil menurunkan angka kemiskinan sebanyak 313.130 jiwa. Capaian ini menjadi pencapaian tertinggi penurunan kemiskinan dalam 10 tahun terakhir, sekaligus menjadi capaian tertinggi penurunan kemiskinan pedesaan yakni 1,37 persen.