Bisnis.com, SURABAYA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) telah melakukan perubahan susunan pengurus melalui pengangkatan komisaris dan direksi baru dalam RUPS Tahun Buku 2021.
Adapun susunan pengurus baru tersebut terdiri dari Komisaris Utama Suprajarto, 3 orang Komisaris Independen di antaranya Muhammad Mas’ud, Candra Fajri Ananda, dan Sumaryono, serta Komisaris Heru Tjahjono. Sedangkan Direktur Utama Busrul Iman, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Erdianto Sigit Cahyono, Direktur TI dan Operasi Tonny Prasetyo, Direktur Konsumer Ritel dan Usaha Syariah R. Arief Wicaksono, dan Direktur Komersial dan Korporasi Edi Masrianto.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan perubahan susunan pengurus ini menjadi semangat baru bagi perseroan dalam menjawab tantangan bisnis ke depan sebagai bank daerah.
“Tentunya diharapkan Bank Jatim bisa menangkap peluang yang ada, dan bisa menjawab tantangan ke depan, apalagi potensi Jatim sangat besar untuk digarap khususnya UMKM serta digitalisasi perbankan,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (17/3/2022).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pemprov Jatim selaku pemegang saham pengendali optimistis dengan kehadiran komisaris dan direksi baru ini akan menjadi penguatan dalam pengembangan bisnis perbankan ke depan.
“Selamat datang Komut yang baru, beliau punya pengalaman dan jejaring sehingga seluruh penguatan, beliau bisa berikan supportnya. Ke depan ini akan menjadi energi luar biasa,” katanya.
Baca Juga
Dalam perubahan pengurus baru perseroan tersebut pun, Bank Jatim berkeinginan untuk menjadi bank daerah nomor satu yang mampu menggeser Bank Jabar melalui berbagai strategi bisnis yang akan disiapkan.
“Provinsi Jatim sangat luar biasa, dan sebagai gerbang Indonesia bagian timur banyak hal yang bisa dikerjakan Bank Jatim dan direksi. Saya dan anggota komisaris ingin mengawal Bank Jatim untuk menjadi bank daerah nomor 1” kata Komisaris Utama Bank Jatim, Suprajarto.
Dia menambahkan dengan pengalamannya lebih dari 36 tahun di bidang perbankan, Suprajarto optimistis bank berkode saham BJTM ini bisa tumbuh pesat dan sehat.
“Karena kalau tumbuh tapi tidak sehat, buat apa. Jadi Bank Jatim harus tumbuh dan juga sehat. Tentunya kita harus mengawal direksi bagaimana Bank Jatim masuk ke era sekarang, banyak yang harus dilakukan, mungkin perbaikan teknologi digital, dan ekosistemnya,” imbuhnya.
Menutup tahun 2021, BJTM sendiri berhasil mencatatkan kinerja aset mencapai Rp100,72 triliun atau tumbuh 20,45 persen (yoy), sedangkan laba bersih Rp1,52 triliun atau tumbuh 2,29 persen (yoy).
Pencapaian itu didukung beberapa variabel seperti capaian Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp83,20 triliun naik 21,52 persen (Yoy), penyaluran kredit Rp42,75 triliun naik 3,06 persen (yoy), dengan tren kredit sektor UMKM mencapia Rp7,55 triliun atau tumbuh 11,07 persen, disusul kredit komersial Rp10,46 triliun atau tumbuh 1,28 persen, dan kredit konsumsi Rp24,74 triliun atau tumbuh 1,58 persen.