Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) tahun ini memproyeksikan kinerja penyaluran kredit bisa tumbuh mencapai 5-6 persen.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan untuk mencapai target tersebut perseroan akan tetap mengoptimalkan potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang masih cukup besar bahkan banyak yang belum tersentuh.
“Ini salah satu strategi kita untuk meningkatkan ekspansi kredit karena Jatim adalah gudangnya UMKM, termasuk mengoptimalkan kredit untuk sektor proyek-proyek pemerintah melalui beberapa program sindikasi dalam proyek strategis nasional di Perpres No.80,” katanya dalam konferensi pers kinerja 2021, Selasa (22/2/2022).
Dia mengatakan target yang direncanakan ini sejalan dengan perhitungan Bank Jatim terhadap kualitas dari setiap variabel mulai dari kualitas kredit nasabah dan posisi dana murah, hingga kualitas cost of funds.
“Walaupun di tengah pandemi, kita tetap optimistis, tetapi kita selektif juga pada menyalurkan kredit untuk menjaga kinerja Non-Loan Performing (NPL) yang diproyeksi 3,8 - 4 persen tahun ini,” katanya.
Selain itu, lanjut Busrul, Bank Jatim juga akan mengoptimalkan fasilitas kredit multiguna (e-KMG) yang dapat dimanfaatkan nasabah melalui aplikasi J-Conncet e-KMG. Fasilitas ini merupakan pengembangan digitalisasi perbankan untuk memudahkan kredit bagi ASN aktif dan pensiunan.
Baca Juga
Adapun pada 2021, Bank Jatim mencatatkan kinerja aset mencapai Rp100,72 triliun atau naik 20,45 persen (yoy), sedangkan laba bersih tercatat mencapai Rp1,52 triliun atau tumbuh 2,29 persen (yoy). Pencapaian kinerja itu didukung oleh sejumlah variabel seperti penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp83,2 triliun naik 21,52 persen (yoy), dan penyaluran kredit mencapai Rp42,75 triliun atau naik 3,06 persen (yoy).
Sejalan dengan itu, komposisi rasio keuangan Bank Jatim pada 2021 seperti Return on Equity (ROE) tercatat sebesar 17,26 persen, Net Interest Margin (NIM) 5,11 persen, dan Return on Asset (ROA) 2,05 persen.
Busrul menjelaskan di tengah kondisi pandemi, penyaluran kredit Bank Jatim mampu tumbuh dengan baik terutama kredit untuk sektor UMKM yang terealisasi Rp7,55 triliun atau tumbuh 11,07 persen (yoy), sedangkan kredit komersial mencapai Rp10,46 triliun atau tumbuh 1,28 persen (yoy) dan kredit sektor konsumsi mencapai Rp24,74 triliun naik 1,58 persen (yoy).
“Dari kinerja tersebut, tampak bahwa pertumbuhan kredit UMKM sangat tinggi dibandingkan kredit komersial dan konsumsi. Ini menunjukkan bahwa sektor UMKM memiliki peran penting bagi perbankan dan bagi perekonomian Jatim itu sendiri,” ujarnya.
Direktur Manajemen Risiko Bank Jatim, Rizyana Mirda mengatakan dalam penyaluran kredit UMKM terdapat beberapa skim seperti produk Jatim Ritel, Bankit KKPA (kredit kepada Koperasi untuk anggotanya), Jatim Mikro, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Untuk KUR pada tahun lalu dianggarakan Rp1 triliun tetapi baru terserap Rp577 miliar. Penyerapan belum optimal karena saat itu pencairannya baru di pertengahan 2021. Namun untuk tahun ini KUR dianggarkan Rp2 triliun,” imbuhnya.
Rizyana menambahkan, selama pandemi Bank Jatim sendiri juga berpartisipasi dalam mendukung program restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas kredit kita. Sampai Desember 2021, Bank Jatim sudah merestrukturisasi kredit sebesar Rp3,19 triliun atau 7,46 persen dari total penyaluran kredit,” ujarnya.