Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Respons Kenaikan Bahan Pangan, Pemkot Malang Prioritaskan Lindungi UMK

Bagi usaha kuliner yang rentan maka dilakukan dengan program afirmasi yang juga melibatkan Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.
Perajin membuat keramik untuk dijual ke berbagai kota, di sentra industri keramik Tlogomas, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/2/2022). Perajin setempat melakukan inovasi dengan menciptakan produk baru dan menggenjot promosi di media sosial saebagai upaya untuk mengatasi anjloknya penjualan yang mencapai 75 persen akibat belum pulihnya daya beli masyarakat sejak pandemi Covid-19./Antara-Ari Bowo Sucipto.
Perajin membuat keramik untuk dijual ke berbagai kota, di sentra industri keramik Tlogomas, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/2/2022). Perajin setempat melakukan inovasi dengan menciptakan produk baru dan menggenjot promosi di media sosial saebagai upaya untuk mengatasi anjloknya penjualan yang mencapai 75 persen akibat belum pulihnya daya beli masyarakat sejak pandemi Covid-19./Antara-Ari Bowo Sucipto.

Bisnis.com, MALANG — Pemkot Malang memprioritaskan perlindungan bagi keberlangsungan usaha mikro kecil atau UMK kuliner di tengah tren naiknya bahan-bahan kebutuhan pokok.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, M. Sailendra, mengatakan upaya perlindungan bagi keberlangsungan usaha kuliner UMK dilakukan dengan cara mengupayakan ketersediaan bahan-bahan pokok yang cukup. Selain itu, lewat program afirmasi berupa subsidi yang melibatkan Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.

“Di tengah ancaman kenaikan bahan-bahan pokok karena kondisi global dan faktor-faktor di dalam negeri, seperti masalah cuaca dan larangan truk ODOL dan menjelang Ramadan, maka yang paling mungkin mengupayakan pasokan bahan-bahan itu ada sehingga masyarakat masih bisa mengaksesnya, tidak kesulitan,” katanya di Malang, Rabu (9/3/2022).

Upaya untuk mengamankan pasokan, kata dia, dilakukan dengan melaporkan kondisi di lapangan kepada Pemprov Jatim dan pemerintah pusat agar dapat dilakukan penanganan, yakni pemenuhan pasokan.

Bagi usaha kuliner yang rentan, kata dia, maka dilakukan dengan program afirmasi yang juga melibatkan Pemprov Jatim dan pemerintah pusat. Seperti yang dialami perajin tempe dan usaha makanan olahan keripik tempe yang bergantung pada pasokan kedelai dan minyak goreng, maka diupayakan bisa dilakukan pengedropan minyak goreng dan kedelai. Jika memungkinkan, diberikan subsidi.

Oleh karena itulah, Pemkot Malang telah menyurati Pemprov Jatim dan Kemendag terkait masalah itu, terutama kedelai.

Yang sudah terealisasi, dropping minyak goreng curah dengan harga terjangkau untuk UMK keripik tempe. Ada pasokan 24.000 liter minyak goreng curah dengan harga Rp11.500/liter, jauh lebih murah daripada harga di pasar yang berkisar Rp15.000-Rp16.000/liter.

Selain itu, mengedrop minyak goreng kemasan di pasar tradisional, yakni Pasar Besar dan Pasar Blimbing masing-masing sebanyak 8.000 liter dengan harga jual Rp14.000/liter.

Minyak goreng kemasan juga dipasok untuk Kec. Kedungkandang dan Sukun yang masing-masing 3.000 liter. “Kami upayakan agar dropping minyak goreng kemasan bisa diperluas pasar tradisionalnya maupun kecamatannya sehingga dapat membantu banyak masyarakat mengakses minyak dengan harga terjangkau,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler