Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jatim 2021 Tumbuh 3,57 Persen, Begini Strukturnya

Pertumbuhan ekonomi Jatim ditopang oleh konsumsi rumah tangga, disusul Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor, konsumsi pemerintah, dan konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).
Pekerja menggoreng keripik tempe untuk dijual ke berbagai kota di sentra perajin keripik tempe di Sadang, Ngawi, Jawa Timur, Rabu (2/2/2022). Perajin keripik tempe setempat mengeluhkan makin sulitnya mendapatkan minyak goreng padahal pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan menjamin ketersediaan stok minyak goreng./Antara-Ari Bowo Sucipto.
Pekerja menggoreng keripik tempe untuk dijual ke berbagai kota di sentra perajin keripik tempe di Sadang, Ngawi, Jawa Timur, Rabu (2/2/2022). Perajin keripik tempe setempat mengeluhkan makin sulitnya mendapatkan minyak goreng padahal pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan menjamin ketersediaan stok minyak goreng./Antara-Ari Bowo Sucipto.

Bisnis.com, SURABAYA — Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2021 tercatat mencapai 3,57 persen atau meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2020 yang sempat terkontraksi -2,33 persen karena dampak pandemi Covid-19.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan, mengatakan pertumbuhan ekonomi Jatim di sepanjang tahun ini sudah menunjukkan pemulihan ekonomi setelah krisis akibat pandemi di awal 2020.

“Ekonomi Jatim khususnya pada kuartal IV/2021 saja mengalami pertumbuhan 4,59 persen jika dibandingkan kuartal IV/2020. Namun jika kuartal IV/2021 dibandingkan dengan kuartal III/2021 tumbuhnya cukup tipis hanya 0,14 persen,” jelasnya dalam virtual paparan BRS, Senin (7/2/2022).

Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal IV/2021 sendiri ditopang oleh konsumsi rumah tangga yakni 59,58 persen, disusul Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 27,67 persen, ekspor 13,99 persen, konsumsi Pemerintah 6,05 persen, dan konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 1,19 persen.

Laju pertumbuhan tertinggi pada kuartal IV/2021 dibandingkan kuartal sebelumnya dicapai oleh komponen konsumsi pemerintah yang tumbuh 9,61 persen (qtq), disusul konsumsi rumah tangga tumbuh 5,01 persen (qtq), konsumsi LNPRT 2,03 persen, PMTB 1,46 persen, dan pertumbuhan ekspor 1,35 persen,” jelasnya.

“Namun jika melihat laju pertumbuhan sepanjang 2021, pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 2,69 persen dibandingkan 2020, disusul LNPRT 2,06 persen, ekspor tumbuh 1,61 persen, PMTB naik 1,29 persen, dan konsumsi pemerintah 0,61 persen,” jelasnya.

BPS mencatat sejumlah peristiwa sepanjang tahun lalu yang menjadi indikator-indikator perekonomian Jatim di antaranya ada peningkatan aktivitas penduduk terutama di tempat ritel atau pusat perbelanjaan, taman, dan tempat rekreasi.

“Peningkatan aktivitas di tempat-tempat umum menunjukan adanya aktivitas ekonomi di masyarakat seiring dengan melandainya kasus harian Covid-19 sampai Desember 2021,” katanya.

Dadang melanjutkan hampir semua komoditas tanaman pangan mengalmi penurunan produksi (yoy) kecuali jagung, serta terjadi peningkatan signifikan pada produksi kayu rakyat yang naik 67 persen seiring dengan meningkatnya industri pengolahan kayu. 

“Pengadaan semen juga meningkat karena ada peningkatan proyek konstruksi swasta dan pemerintah, di antaranya adalah finalisasi lapangan Unitisasi gas Jimbarab Tiung Biru, pengerjaan tanah Bandara Dhoho, dan pembangunan smelter Freeport Gresik,” jelasnya.

Di sektor otomotif, Gaikindo mencatat peningkatan penjualan mobil nasional 10,92 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Kemudian terjadi peningkatan jumlah penumpang di hampir semua moda transportasi karena adanya momen Natal dan Tahun Baru.

“Pembatasan juga tidak seketat tahun sebelumnya sehingga arus penumpang lebih tinggi, jika dilihat penumpang berangkat di Bandara Juanda naik 22 persen (yoy). Lalu okupansi hotel juga naik di sepanjang kuartal IV/2021 dari 49,26 persen - 55,74 persen,” jelas Dadang.

Dia menambahkan tahun lalu juga ada peningkatan realisasi APBD pada belanja barang dan jasa dan belanja modal, serta belanja bantuan sosial yang naik 64 persen, termasuk adanya realisasi bantuan penanggulangan bencana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper